Merujuk laporan keuangan Perseroan, ARNA mencatat pendapatan Rp690,65 miliar per akhir Maret 2025, sedangkan pada periode sama 2024 senilai Rp632,22 miliar.
Dari jumlah pendapatan per akhir Maret 2025 ARNA tersebut sebesar Rp462,09 miliar diserap oleh PT Catur Sentosa Adiprana Tbk, pihak berelasi.
PT Catur Sentosa Adiprana Tbk menyerap sebesar 66,91 persen dari total pendapatan ARNA dalam periode tiga bulan pertama 2025.
Porsi itu mirip dengan periode Januari-Maret 2024. Ketika itu PT Catur Sentosa Adiprana Tbk menyerap Rp434,25 miliar atau sebesar 68,69 persen dari total pendapatan ARNA.
Baca juga: Produsen Keramik Arwana Siapkan Rp150 Miliar untuk Buyback Saham
Di sisi lain, laba bersih ARNA per akhir Maret 2025 relatif stabil bila disandingkan dengan periode yang sama tahun 2024.
Mengutip laporan keuangan Perseroan, laba bersih ARNA per akhir Maret 2025 sekitar Rp105,00 miliar, sedangkan pada periode sama 2024 senilai Rp104,79 miliar.
Sementara itu, aset ARNA bertumbuh dari Rp2,66 triliun per akhir Desember 2024 menjadi Rp2,78 triliun pada kuartal pertama 2025.
Hal serupa terjadi di lini liabilitas. Per akhir Maret 2025, liabilitas ARNA sebesar Rp814,51 miliar, sedangkan per akhir Desember 2024 senilai Rp783,82 miliar.
ARNA juga membukukan peningkatan ekuitas. Bila per akhir Desember 2024 sebesar Rp1,87 triliun, per akhir Maret 2025 sekitar Rp1,96 triliun.
Saat ini, mengutip laporan keuangan Perseroan, ARNA memiliki pabrik keramik di sejumlah kota di Indonesia.
Baca juga: Mayoritas Produk TOTO Diserap Pasar Domestik
Melalui anak usaha, PT Arwana Nuansakeramik (ANK) memiliki pabrik keramik di Serang,Banten.
Lalu, melalui PT Sinar Karya Duta Abadi (SKDA) memiliki pabrik keramik yang berlokasi di Wringin Anom, Gresik dan Randegan, Mojokerto, JawaTimur.
Kemudian, melalui PT Arwana Anugerah Keramik (AAK) memiliki pabrik keramik yang berlokasi di Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan.
(*)