Jakarta, landbank.co.id– Survei Perbankan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan terus bertumbuhnya penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) pada triwulan III/2023.
“Secara triwulanan (quarter to quarter/qtq), penyaluran kredit baru pada triwulan III/2023 diprakirakan tumbuh positif,” bunyi Survei Pervankan BI yang dilihat landbank.co.id, Senin, 7 Agustus 2023.
Mengutip hasil survei itu, hal ini terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) prakiraan permintaan kredit baru triwulan III/2023 sebesar 86,3%, tetap bernilai positif meski lebih rendah dibandingkan 94,0% pada triwulan sebelumnya.
Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru pada triwulan III/2023 adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi.
Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran KPR/KPA masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.
Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada triwulan III/2023 diprioritaskan pada sektor industri pengolahan, sektor perdagangan besar & Eceran, serta sektor perantara keuangan.
Sementara itu, Survei Perbankan BI mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan II/2023 meningkat dibanding periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari nilai SBT permintaan kredit baru triwulan II/2023 sebesar 94,0%, lebih tinggi dari 63,7% pada triwulan sebelumnya.
Peningkatan permintaan kredit baru pada triwulan II/2023, relatif stabil dibanding periode yang sama tahun 2022.
Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit baru yang meningkat terjadi pada hampir seluruh jenis kredit. Hal tersebut terindikasi pada kredit modal kerja (SBT 89,5%) dan kredit konsumsi (SBT 85,3%). Sementara itu, kredit investasi (SBT 54,4%) terindikasi sedikit lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya.
Selanjutnya, kredit baru untuk seluruh jenis kredit konsumsi tumbuh lebih tinggi pada triwulan II 2023 dibanding triwulan sebelumnya.
Secara sektoral, pertumbuhan penyaluran kredit baru terutama terjadi pada sektor Konstruksi (SBT 82,2%), diikuti oleh sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan (SBT 79,5%), dan sektor Industri Pengolahan (SBT 77,9%).
(*)