Gara-gara Pola Belanja Bergeser, Pemilik Mal Diwanti-wanti Begini

Saat ini, pola konsumsi konsumen cukup menantang sehingga pemilik mal atau pengelola ritel perlu terus melakukan inovasi/foto: landbank.co.id

“Selain itu, pengelola ritel perlu lebih siap untuk terus berinteraksi melalui media sosial untuk menjaga keberlanjutan operasional ritel, menjaga kepercayaan tenant dan pengunjung,” kata Syarifah.

Secara umum, dikutip dari data Knight Frank Indonesia, hingga semester pertama tahun 2025 total pasokan mal di Jakarta naik 0,3 persen secara tahunan ke angka 4.332.092 meter persegi (m2).

Bacaan Lainnya

Lalu, rerata tingkat okupansi ruang ritel saat ini berada di kisaran 77,4 persen atau naik tipis dibandingkan dengan tahun lalu.

“Rerata harga sewa meningkat sekitar tiga persen dari tahun lalu,” urai Syarifah.

Mengutip data Knight Frank Indonesia, rerata harga sewa meningkat ke posisi Rp804.393 per meter persgi, sedangkan service charge meningkat ke level Rp168.117 per meter persegi.

Dia menambahkan, setidaknya ada empat ritel baru akan masuk di hingga 2026 di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.

Baca juga: Okupansi Mal di Jakarta Sentuh 73,8 Persen

Dua dari empat proyek ritel itu diprediksi masuk ke Jakarta pada semester kedua tahun ini.

New tenant pada ritel kelas middle-up didominasi global brand, mulai dari FnB, Fashion, Elektronik, Lifestyle, Beauty, Hiburan, dan Home Appliances,” ujar dia.

 

(*)

Pos terkait