Jakarta, landbank.co.id– PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) menilai bahwa pasar MBR atau rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) cukup menjanjikan untuk mendulang pendapatan.
Terkait hal itu emiten properti yang mengusung kode saham REAL di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut berharap bisa merangsek pasar MBR pada kuartal keempat 2025.
“Kami menjalankan strategi pertumbuhan non-organik, salah satunya dengan masuk ke segmen pasar MBR yang kami nilai cukup potensial, mengingat tingkat backlog-nya cukup tinggi,” jelas Aulia Firdaus, direktur utama PT Repower Asia Indonesia Tbk di Jakarta, baru-baru ini.
Dalam merealisasikan langkah memasuki pasar rumah MBR alias rumah subsidi, REAL menggandeng Riscon Group yang kesepakatannya ditandatangani di Jakarta, Rabu, 30 Juli 2025.
REAL menjajaki kerja sama dengan Riscon yang memiliki lahan siap bangun, sehingga proses pengembangan dapat dilakukan lebih cepat dan efisien.
“Langkah ini diharapkan dapat berjalan pada kuartal keempat 2025 dan menjadi pendorong bagi peningkatan kinerja keuangan Perseroan ke depan,” kata Aulia.
Baca juga: REAL Gandeng Riscon Group, Incar Pendapatan Rp500 Miliar
Manajemen Repower Asia Indonesia juga mengaku bahwa masuknya Perseroan ke segmen rumah MBR tak semata mempertebal kocek.
Perseroan mengaku bahwa kerja sama dengan Riscon merupakan bagian dari upaya untuk mendukung program pemerintah dalam penyediaan tiga juta rumah bagi masyarakat, khususnya di segmen MBR.
“Jadi, kami melihat ini sebagai peluang yang strategis untuk bisa berkontribusi sekaligus memperluas pasar Perseroan,” terang Aulia.
Saat ini, tambahnya, REAL dan Riscon menjajaki kemungkinan kerja sama operasional bersama atau KSO.
Dalam hal ini, Riscon memiliki lahan yang sudah siap untuk dibangun, sedangkan REAL akan berperan dalam proses pengembangan, pembangunan, dan pemasarannya.
“Dengan sinergi ini, kami berharap proses realisasi proyek dapat berjalan lebih cepat dan memberikan manfaat tidak hanya bagi Perseroan, tetapi juga bagi masyarakat yang membutuhkan hunian layak,” paparnya.
Baca juga: Penjualan Rumah Repower Bergairah
“Kami memilih Riscon sebagai mitra karena mereka adalah pengembang berpengalaman luas. Riscon memiliki lebih dari 30 proyek yang tersebar di seluruh Indonesia dengan potensi pengembangan aset Rp2 triliun lebih,” tutur Aulia Firdaus.
Dalam tahap awal, tambah dia, lahan yang dikembangkan seluas 14 hektare (ha) dan akan terus bertambah sampai dengan 30 ha.
“Lokasi proyek tersebar di Provinsi Jawa Barat yang potensial, yakni di Bogor, Serang, dan Sumedang,” papar Aulia.
Potensi rumah subsidi di Jawa Barat cukup besar mengingat hingga 2023, jumlah backlog hunian di Provinsi ini mencapai dua juta kepala keluarga.
Di kawasan ini pemerintah mematok harga rumah subsidi sebesar Rp166 juta per unit.
Harga Rumah Subsidi
Sementara itu, batasan harga jual maksimal rumah subsidi (rumah tapak) dibagi dalam lima zonasi wilayan dengan rentang harga berbeda-beda yang mencakup, pertama; Jawa (kecuali Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi/Jabodetabek) dan Sumatera (kecuali Kepulauan Riau, Bangka Belitung, dan Kepulauan Mentawai) sebesar Rp166 juta.
Baca juga: Penjualan Rumah Repower Bergairah
Lalu, wilayah Kalimantan (kecuali Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Mahakam Ulu) sebesar Rp182 juta.
Kemudian, wilayah Sulawesi, Bangka Belitung, Kepulauan Mentawai, dan Kepulauan Riau (kecuali Kepulauan Anambas) sebesar Rp173 juta.
Kemudian, Maluku, Maluku Utara, Bali dan Nusa Tenggara, Jabodetabek, dan Kepualauan Anambas,Kabupaten Murung Raya, dan Kabupaten Mahakam Ulu sebesar Rp185 juta.
Selain itu, Papua, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya, dan Papua Selatan sebesar Rp240 juta.
Baca juga: Isi Lengkap Permen PKP No 5 Tahun 2025 soal Penghasilan MBR
(*)