“Natas Parapuar diharapkan dapat menjadi ruang publik sekaligus showcase untuk memperkenalkan budaya Manggarai khususnya, dan Flores secara keseluruhan,” kata Sandiaga.
Natas sendiri berasal dari bahasa daerah Manggarai yang berarti ‘halaman umum’ atau ‘ruang publik tradisional masyarakat Manggarai’. Natas diyakini dapat menjadi sumber, petunjuk, dan cerminan ciri khas budaya Manggarai.
Biasanya rumah-rumah adat di Manggarai yang disebut “Mbaru Gendang” menggunakan Natas sebagai tempat upacara adat, bermain, berkumpul, menari, dan bernyanyi.
Turut mendampingi Menparekraf, Deputi Bidang Industri Dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani. Hadir pula Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Rustam Efendi dan Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi.
(*)