Duta Pertiwi Kantongi Pendapatan Rp1,69 Triliun

Sepanjang Januari hingga September 2025, PT Duta Pertiwi Tbk mengantongi pendapatan sekitar Rp1,69 triliun/foto: landbank.co.id

Proyek perumahan lainnya tersebar di Kota Wisata, Legenda Wisata, Kota Bunga, Taman Permata Buana, dan Taman Banjar Wijaya.

DUTI yang merupakan bagian dari kelompok usaha Sinar Mas Land (SML) ini mengembangkan Grand Wisata Bekasi di atas lahan seluas 1.100 hektare.

Bacaan Lainnya

Kota mandiri itu, baru-baru ini meluncurkan klaster terbarunya, yaitu Altara Home.

Altara Home menjadi jawaban atas permintaan akan hunian berkualitas tinggi dan terintegrasi di kawasan industri yang tengah berkembang pesat.

Baca juga: Rumah dan Ruko Mendominasi Pendapatan Duta Pertiwi

Pengembangan klaster ini dipusatkan di sisi timur Grand Wisata Bekasi, dan dirancang tidak hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai peluang investasi properti yang menjanjikan.

Klaster ini menawarkan 250 unit eksklusif dengan harga mulai dari Rp1,49 miliar, lengkap dengan Promo Satu Harga untuk berbagai metode pembayaran dan keuntungan tambahan hingga 12,5 persen.

Menurut Prasetijo Tanumihardja, CEO Residential Nasional Sinar Mas Land, Grand Wisata Bekasi kini menjadi destinasi utama masyarakat Bekasi dan sekitarnya.

“Klaster Altara Home dirancang untuk menghadirkan kenyamanan tinggal di lingkungan yang asri dan strategis. Cocok untuk keluarga muda maupun investor properti yang mengincar pertumbuhan nilai jangka panjang,” kata Prasetijo.

Baca juga: Duta Pertiwi Mencatat Penurunan Pendapatan

Setiap unit Altara Home dibangun di atas lahan seluas 5×12 meter dan 5×14 meter, dengan luas bangunan 85 m² yang dilengkapi tiga kamar tidur, ruang multifungsi, taman depan dan belakang. Selain itu, dilengkapi fitur smart home, CCTV, dan kanopi.

Arsitektur rumah difokuskan pada kenyamanan, pencahayaan alami, dan sirkulasi udara yang optimal.

Jumlah aset DUTI per akhir September 2025 tercatat sebesar Rp15,96 triliun, naik dibandingkan dengan per akhir Desember 2024 yang masih di posisi Rp14,36 triliun.

Hal serupa terjadi di sisi liabilitas. Per akhir Desember 2024 perusahaan yang didirikan pada 1972 ini mencatat senilai Rp2,49 triliun, sedangkan per akhir September 2025 naik ke level Rp2,63 triliun.

Peningkatan juga tercatat di lini ekuitas, yakni dari Rp11,86 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp13,32 triliun per akhir September 2025.

Baca juga: Rumah Modern dengan Konsep Hijau di Kota Wisata Ecovia Mulai Rp1,8 Miliar

Per akhir September 2025, pemegang saham DUTI terdiri atas PT Bumi Serpong Damai Tbk sebesar 92,38 persen dan masyarakat sebanyak 7,62 persen.

 

(*)

Pos terkait