Porsi kawasan industri terhadap total pendapatan Intiland tampak menonjol pada kuartal pertama 2025.
Laporan keuangan Intiland Development memerlihatkan, pada tiga bulan pertama 2025, DILD mengantongi Rp271,89 miliar dari kawasan industri.
Pemasukan dari kawasan industri Intiland itu mencakup penjualan Rp244,05 miliar dan pendapatan usaha pengelolaan Rp27,84 miliar.
Lini kawasan industri punya andil dominan, yakni menyumbang sekitar 42 persen terhadap total pendapatan DILD triwulan I/2025 yang sebesar Rp640,76 miliar.
Sebaliknya, sepanjang tiga bulan pertama 2024, pendapatan DILD dari kawasan industri sebesar Rp284,58 miliar atau setara sekitar 40 dari total pendapatan Intiland per akhir Maret 2024 senilai Rp710,86 miliar.
Di bagian lain, per akhir Maret 2025, Intiland mampu mengantongi laba bersih Rp10,56 miliar, sedangkan pada periode sama 2024 masih merugi Rp84,28 miliar.
Baca juga: Mengintip Otot Bisnis Perumahan Intiland
Sementara itu, aset DILD sepanjang tiga bulan pertama 2025 tercatat sebesar Rp13,55 triliun, sedangkan pada periode setahun penuh 2024 sebesar Rp13,70 triliun.
Intiland mencatat penurunan liabilitas pada kuartal I/2025 dibandingkan per akhir Desember 2024, yakni dari Rp6,95 triliun menjadi Rp6,78 triliun.
Sebaliknya, ekuitas DILD meningkat, yakni dari Rp6,74 triliun per akhir Desember 2024 menjadi Rp6,77 triliun pada akhir Maret 2025.
Saat ini, Intiland memiliki fokus pada empat segmen pengembangan properti, meliputi mixed-use & high-rise, kawasan perumahan, kawasan industri, dan (properti investasi.
Keempat segmen pengembangan properti ini, dikutip dari Annual Report Perseroan 2024, menjadi sumber pendapatan usaha utama yang meliputi pendapatan dari pengembangan dan pendapatan berkelanjutan.
Diversifikasi segmen pengembangan ini memberikan keuntungan dan nilai tambah bagi Perseroan serta sebagai strategi untuk pengelolaan risiko. Tidak ada satu segmen pengembangan yang kontribusinya sangat mendominasi terhadap penjualan dan pendapatan usaha Perseroan.
(*)