Daftar Empat Mal Baru di Jakarta Tahun 2025

Saat ini, rasio penduduk dengan jumlah pusat perbelanjaan modern atau mal di Jakarta berada di rentang 50 ribu hingga 100 ribu/foto: landbank.co.id

Jakarta, landbank.co.id– Tempat berbelanja warga Jakarta digadang-gadang akan bertambah empat lagi pada 2025.

Kehadiran mereka menambah koleksi tempat belanja di Jakarta yang menurut laman Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), pada 2024, setidaknya ada 94 pusat perbelanjaan modern.

Bacaan Lainnya

“Tahun 2025, Jakarta akan mendapat empat proyek ritel baru,” tutur Syarifah Syaukat, senior research advisor Knight Frank Indonesia (KFI) dalam paparan virtual di Jakarta, Kamis, 6 Maret 2025.

Data KFI membeberkan, keempat pusat perbelanjaan modern itu akan menambah pasokan anyar seluas 155.360 meter persegi (m2). (lihat halaman 2)

Praktis, kehadiran pasokan anyar itu akan menggenapi luasan yang pada 2024 lebih dari empat juta meter persegi.

Baca juga: Okupansi Pusat Perbelanjaan di Jakarta Relatif Stagnan

“Di Jakarta, ada dua mal baru yang masuk ke pasar pada semester kedua 2024 sehingga total pasokan menjadi 4.308.008 meter persegi,” tambah Syarifah Syaukat.

Kota yang berpenduduk tak kurang dari 11,34 juta jiwa pada 2024 itu seakan tak henti diguyur ruang pusat perbelanjaan modern.

Dia menerangkan, saat ini, rasio penduduk dengan jumlah pusat perbelanjaan modern di Jakarta berada di rentang 50 ribu hingga 100 ribu.

“Artinya, satu mal melayani berkisar 50 ribu penduduk hingga 100 ribu penduduk,” katanya.

Kondisi itu, tambahnya, setara dengan rasio di kota-kota besar Amerika Serikat, Singapura, dan Hong Kong.

Di tengah laju pertambahan jumlah ruang pusat perbelanjaan modern, terang Syarifah, di Jakarta terdapat ruang kosong sebesar 22,5 persen dari total ruang yang ada.

Baca juga: Bisnis Pusat Perbelanjaan Pondok Indah Kinclong

“Hingga semester kedua 2024, tingkat keterisian ritel berada di kisaran 77,55 persen, relatif menurun -0,16 persen secara tahunan (year on year/yoy),” tutur Syarifah.

Dia menjelaskan, dari hasil penelitian pihaknya, pusat perbelanjaan modern segmen medium ke atas, punya okupansi rate di atas rata-rata.

“Namun, kelas menengah dan bawah dalam kondisi lebih rendah. Karena itu, butuh strategi untuk bertahan. Butuh strategi untuk menarik traffic, misal dengan pemasaran yang menarik,” paparnya.

Pos terkait