Raffles Jakarta Hotel dilengkapi empat restoran dan bar yang siap memanjakan para tamu dengan pengalaman kuliner yang luar biasa.
Hotel tersebut juga terhubung dengan Lotte Shopping Avenue yang menawarkan berbagai pusat perbelanjaan, restoran, dan hiburan.
Khusus untuk budget hotel, Perseroan mengoperasikan kali pertama di Cirebon, Jawa Barat yang diberi nama Citradream Hotel Cirebon.
Sementara itu, sepanjang Januari-September 2025, pemasukan CTRA bersumber dari pertama aktivitas penjualan dan kedua, pendapatan usaha.
Kategori pertama mencakup penjualan kaveling, rumah hunian, dan rumah toko (ruko) yang menyetor Rp6,12 triliun. Lalu, penjualan apartemen Rp391,60 miliar, dan penjualan kantor Rp156 miliar.
Dari sumber pemasukan kategori kedua, Ciputra Development mememiliki enam segmen. Bisnis hotel merupakan satu dari enam sumber pendapatan usaha tersebut.
Baca juga: Pendapatan CTRA Tumbuh, Ini Kontributor Utamanya
Selain itu, di kategori ini pemasukan CTRA datang dari pusat niaga dan kawasan komersial Rp553,07 miliar dan pelayanan kesehatan Rp519,32 miliar.
Lalu, hotel Rp363,61 miliar, sewa kantor Rp114,29 miliar, lapangan golf Rp44,23 miliar serta pendapatan lain-lain Rp104,00 miliar.
Secara total, penjualan CTRA pada Januari-September 2025 menyentuh sekitar Rp8,39 triliun atau tumbuh sekitar 18 persen disandingkan periode sama 2024 yang senilai Rp7,11 triliun.
Di sisi lain, total aset CTRA per akhir September 2025 tercatat sebesar Rp46,19 triliu, lebih rendah dibandingkan per akhir Desember 2025 yang senilai Rp47,02 triliun.
Har serupa terjadi di lini liabilitas. Per akhir 2024, liabilitas CTRA tercatat senilai Rp22,40 triliun, sedangkan per akhir September 2025 jumlah menyentuh Rp20,35 triliun.
Sebaliknya, ekuitas pemilik proyek Citraland City Losari Makassar, Sulawesi Selatan ini naik dari Rp24,61 triliun pada akhir Desember 2024 menjadi sebesar Rp25,83 triliun per akhir September 2025.
Baca juga: Peta Bisnis Hotel Jakarta dan Bali 2025
Per akhir September 2025, pemegang saham Ciputra Development terdiri atas PT Sang Pelopor sebesar 53,31 persen dan Harun Hajadi 0,08 persen.
Kemudian, Nanik J Santoso kurang dari 0,01 persen, Tulus Santoso kurang dari 0,01 persen, Sutoto Yakobus kurang dari 0,01 persen, dan masyarakat 46,60 persen.
(*)





