Jakarta, landbank.co.id– PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus menggulirkan pembiayaan sektor perumahan, termasuk untuk segmen rumah subsidi.
Untuk rumah subsidi, PT Bank Syariah Indonesia Tbk menggulirkan pembiayaan KPR Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Sepanjang kuartal pertama 2025, mengutip data Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), PT Bank Syariah Indonesia Tbk telah menyalurkan KPR FLPP senilai Rp85,49 miliar untuk pembiayaan 703 rumah subsidi.
Di antara 16 bank penyalur KPR FLPP berskema syariah, BSI menempati peringkat ketiga terbesar untuk periode Januari-Maret 2025.
Penyalur KPR FLPP syariah terbesar dipegang oleh Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), yakni senilai Rp1,42 triliun setara untuk 11.655 rumah subsidi.
Peringkat kedua ditempati oleh BJB Syariah yang menyalurkan pembiayaan senilai Rp91,09 miliar untuk membiayai 746 rumah subsidi.
Baca juga: Mengintip Penyaluran KPR FLPP Bank Syariah Indonesia
Manajemen BSI menyatakan bahwa untuk memudahkan masyarakat dalam membeli rumah, saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan lebih dari 2.900 proyek developer yang menyediakan KPR FLPP.
Adapun informasi terkait hal tersebut, jelas manajemen BSI, dapat diakses masyarakat melalui aplikasi SIKASEP.
BSI Griya
Sementara itu, BSI mencatat penyaluran pembiayaan sektor perumahan melalui produk BSI Griya tumbuh 8,63 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp58,03 triliun pada kuartal pertama 2025.
Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, mengatakan, pertumbuhan bisnis griya yang masuk segmen konsumer ini didominasi pembiayaan rumah baru, indent, maupun renovasi rumah.
Baca juga: Begini Porsi KPR FLPP Syariah Kuartal I/2025
“Pada kuartal I 2025, terlihat tren positif pembiayaan BSI Griya melalui berbagai skema. Mulai dari pilihan jangka waktu pembiayaan hingga angsuran menyesuaikan pendapatan nasabah,” kata Anton dikutip dari Antara.
Perseroan mencatat, pertumbuhan bisnis griya BSI pada kuartal I 2025 turut berkontribusi pada kenaikan pembiayaan perseroan secara keseluruhan. Pada posisi Maret 2025, total pembiayaan BSI sebesar Rp287,20 triliun atau tumbuh 16,21 persen secara tahunan.
Anton menjelaskan, BSI Griya dirancang dengan berbagai pilihan jangka waktu pembiayaan mulai dari 1 tahun hingga 30 tahun. Hal ini memberikan alternatif pilihan bagi nasabah untuk menyesuaikan pembiayaan yang diinginkan sesuai dengan kemampuan finansial.
Produk BSI Griya juga menyediakan program qurban dan wakaf produktif yang merupakan kerja sama BSI dan BSI Maslahat. Melalui berbagai keunggulan layanan tersebut, Anton optimistis pertumbuhan BSI Griya tak hanya terkatrol pasar potensial gen Z dan milenial, namun seluruh segmen.
“Kami optimistis tahun ini pembiayaan griya BSI akan tetap tumbuh seiring dengan kebutuhan rumah bagi masyarakat di semua segmen. Baik pembiayaan griya komersial maupun pembiayaan KPR Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Hal ini sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah untuk pemenuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” kata dia.
Selain mengincar pertumbuhan, perseroan pun ketat dalam menjaga pembiayaan yang solid di mana BSI tetap menjaga kualitas pembiayaan yang sehat. Hal ini tecermin dari rasio non-performing financing (NPF) pembiayaan griya BSI yang berada di bawah 2,2 persen.
BSI juga akan memperkuat penetrasi pasar potensial gen Z dan milenial dengan kisaran pembiayaan antara Rp500 juta hingga Rp5 miliar. Produk unggulan untuk menyasar segmen tersebut yakni Griya Simuda.
Baca juga: BPD Penyalur KPR FLPP Ini Mau Bagi Dividen Rp896,95 Miliar
Sebagai informasi, layanan pembiayaan melalui Griya Simuda memiliki fitur khusus bagi kaum muda dengan kemudahan angsuran dan disesuaikan proyeksi pendapatan nasabah. Selain itu juga diberikan kemudahan dalam hal dokumen, proses serta angsuran tetap hingga lunas.
(*)