Sebaliknya, liabilitas DART meningkat dari Rp4,76 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp4,80 triliun pada triwulan pertama 2025.
Di sisi ekuitas, perusahaan yang memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun dibidang pengembangan properti ini mencatat sebesar Rp1,37 triliun pada akhir Maret 2025, sedangkan akhir 2024 masih tercatat Rp1,44 triliun.
Mengutip laporan keuangan DART, proyek milik Perseroan terdiri atas apartemen, perkantoran, hotel dan pusat perbelanjaan yang berlokasi di Jakarta dan Bali. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada 1984.
Hingga 2024, sejumlah proyek DART antara lain adalah gedung perkantoran Plaza Chase yang terletak di pusat kawasan bisnis (central business district/CBD) Jakarta.
Baca juga: Hotel Baru Berdatangan, Jakarta Masih Menghadapi Tantangan
Lalu, perkantoran dan ritel Citiwalk Sudirman yang juga terletak di CBD Jakarta dan gedung perkantoran Plaza Agro.
Untuk bisnis hotel, DART memiliki Hilton Garden Inn, Bali yang berkapasitas 291 kamar. Lalu, Holiday Inn & Suites dan Citywalk Gajahmada yang merupakan hotel dan ritel berkapasitas 442 kamar.
Hotel lainnya yang dimiliki DART adalah Holiday Inn Express di Jakarta dengan kapasitas 188 kamar.
Sementara itu, Perseroan menyadari bahwa dampak pandemi yang berlangsung dalam beberapa tahun terakhir ini sangat berdampak pada sektor usaha Perseroan.
Baca juga: DART Raih Pendapatan Rp511 Miliar, Tumbuh 18 Persen
Untuk mengantisipasi hal tersebut, strategi dan upaya telah dilakukan Perseroan dalam rangka meningkatkan kinerjanya di tengah pandemi yaitu seperti melakukan efisiensi yang ketat dalam pengelolaan usaha Perseroan meliputi pengendalian biaya di bidang sumber daya manusia, utilitas, operasional kantor dan lainnya. Selain itu, Perseroan juga berfokus pada peningkatan kinerja pada proyek-proyek yang telah ada dan bekerja sama dengan agen pemasaran untuk menjajaki dengan calon investor yang berminat pada proyek Perseroan.
“Strategi Perseroan fokus pada peningkatan pendapatan usaha dari proyek yang sudah ada, terutama dari recurring income yang berasal dari penyewaan perkantoran, pusat niaga, hotel, dan apartemen,” dilansir paparan publik DART 2024.
(*)