Optimisme 2025
Sepanjang Januari-September 2025, emiten properti yang didirikan sejak 1994 itu mengantongi pendapatan Rp1,13 triliun.
Dari total pendapatan itu sebesar 64 persen dari penjualan properti, sedangkan 36 persen disumbang oleh pendapatan berkelanjutan (recurring income).
Metland punya empat sumber recurring income, penyumbang terbesar dari pusat perbelanjaan, yakni 67 persen dari total pendapatan berkesinambungan.
Baca juga: Penjualan Tahap Dua Ruko Metland Kertajati Digulirkan
Sumber recurring income lainnya datang dari hotel 26 persen, commercial rental 5 persen, serta lain-lain 2 persen.
Hingga akhir September 2025, Metland memiliki lima pusat perbelanjaan modern yang mencakup Metropolitan Mal Bekasi, Grand Metropolitan Bekasi, dan Metropolitan Cileungsi.
Selain itu, memiliki One District Puri dan satu pusat perbelanjaan yang terhubung dengan hotel, yakni Metland Hotel Bekasi & Plaza Tambun.
Sementara itu, per akhir September 2025, laba bersih MTLA merosot sekitar 26 persen bila disandingkan dengan periode sama 2024, yaitu dari Rp313,83 miliar menjadi Rp232,45 miliar.
Baca juga: Residensial Masih Jadi Andalan Metland
Sekalipun demikian, Anhar Sudradjat, presiden direktur PT Metropolitan Land Tbk, dalam acara paparan publik kinerja Perseroan, Senin, 10 November 2025 menjelaskan bahwa pihaknya tetap optimistis laba hingga akhir tahun akan tetap terjaga baik sesuai dengan perkembangan perekonomian yang mulai membaik.
Dari sisi neraca, total aset Metland per akhir September 2025 naik menjadi Rp7,7 triliun atau tumbuh 3,84 persen dibandingkan akhir tahun sebelumnya.
Lalu, liabilitas tercatat Rp1,9 triliun atau naik 5,82 persen, sedangkan ekuitas meningkat 3,19 persen menjadi Rp5,7 triliun, mencerminkan kondisi keuangan yang terjaga.
Pemegang saham Metland per akhir September 2025 terdiri atas PT Metropolitan Persada Internasional sebesar 37,52 persen dan PT Ciputra Nusantara 15,00 persen.
Baca juga: Metland Perkirakan Pendapatan Tumbuh 10 Persen
Lalu, PT Yulie Sekuritas Tbk 7,22 persen, dan Magnus Jaya 5,30 persen.
Selain itu, Iwan Putra Brasali (komisaris) 2,04 persen, Nanda Widya (komisaris) 1,06 persen, Anhar Sudrajat (presiden direktur) 0,08 persen, Olivia Sulistio (direktur) 0,04 persen, Wahyu Sulistio (direktur) 0,00 persen, Santoso (direktur) 0,00 persen, dan masyarakat 31,73 persen.
(*)





