Jakarta, landbank.co.id– Para pemegang saham PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) memilih untuk menempatkan laba bersih 2024 sebagai laba ditahan untuk memperkuat modal kerja Perseroan.
Keputusan itu tertuang di dalam rapat umum pemegang saham PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk yang berlangsung di Enso Hotel, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 24 Juni 2025.
“Menetapkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Perseroan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024 sebesar Rp58,58 miliar akan dimasukkan serta dibukukan sebagai laba ditahan untuk menambah modal kerja Perseroan, dengan memperhatikan kepentingan dan rencana pengembangan usaha Perseroan ke depan,” jelas manajemen PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk dikutip Jumat, 27 Juni 2025.
Keputusan itu disetujui oleh 93,89 persen peserta RUPST emiten berkode saham BEST itu, sedangkan yang abstain 6,05 persen dan yang tidak setuju sebesar 0,05 persen.
Baca juga: Prospek Kawasan Industri Jabodetabek Meyakinkan
Terkait laba bersih, Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk terus menstabilkan raihan untuk dalam tiga tahun belakangan, yakni 2022-2024.
Terbukti, setelah sempat merugi pada 2020 dan 2021, Bekasi Fajar Industrial Estate terus mengoleksi laba bersih sepanjang 2022-2024.
Kerugian yang diderita Bekasi Fajar Industrial Estate kala itu bukan mustahil tidak terpisah oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia pada 2020.
“Untuk pertama kalinya dalam dua puluh tahun, di tahun 2020, ekonomi Indonesia jatuh ke dalam jurang resesi akibat pandemi Covid-19, turun sekitar -2,07 persen di tengah wabah virus terbesar di Asia Tenggara, yang secara drastis memengaruhi kepercayaan konsumen dan bisnis,” dilansir laporan tahunan Perseroan tahun 2020.
Maklum, pada 2019, pemilik kawasan industri Kota Industri MM2100, Bekasi ini masih mengantongi laba bersih sebesar Rp380,17 miliar.
Emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 April 2012 dengan mengusung kode saham BEST ini terus merancang strategi agar kembali bangkit pasca pandemi.
Baca juga: Seluas Ini Lahan Kawasan Industri yang Belum Dimanfaatkan
Buah cukup manis. Pada 2022, perusahaan yang didirikan pada 24 Agustus 1989 ini kembali mampu mencetak laba bersih. Bahkan, terus berlanjut pada 2023 dan 2024.
Pada 2022, laba bersih BEST menyentuh Rp33,74 miliar. Lalu, setahun kemudian naik menjadi Rp39,52 miliar.
Bahkan, pengembang dan operator terkemuka untuk kawasan industri kelas dunia di Indonesia ini mampu mencetak laba bersih Rp58,58 miliar pada 2024.
Tahun 2024, pendapatan BEST sebesar Rp457,58 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang sekitar Rp544,31 miliar.
Pendapatan Turun
Sementara itu, sepanjang Januari-Maret 2025, pendapatan BEST turun sekitar ..persen, menjadi Rp45,46 miliar dibandingkan periode sama 2024 yang masih bertengger di angka Rp77,90 miliar.
BEST harus membukukan peningkatan rugi bersih dari semula Rp8,90 miliar menjadi Rp33,16 miliar per akhir Maret 2025.
Baca juga: Laba Bersih BEST Makin Kinclong
Sementara itu, jumlah aset BEST tercatat sebesar Rp5,74 triliun pada kuartal pertama 2025, lebih rendah dibandingkan akhir 2024 yang senilai Rp5,82 triliun.
Begitu juga dengan posisi liabilitas, yakni dari semula per akhir 2024 sebesar Rp1,40 triliun menjadi Rp1,34 triliun per akhir Maret 2025.
Hal serupa di sisi ekuitas. Per akhir Maret 2025, ekuitas BEST senilai Rp4,39 triliun, sedangkan akhir 2024 sebesar Rp4,42 triliun.
Susunan pemegang saham BEST per akhir Maret 2025 terdiri atas PT Argo Manunggal Land Development sebesar 48,14 persen, Daiwa House Industry Corporate Ltd 10,00 persen, Hungkang Sutedja 0,07 persen, dan masyarakat 41,79 persen.
(*)