Bank Indonesia Naikkan Insentif Likuiditas Perbankan Jadi 5% Demi Program 3 Juta Rumah

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan bahwa BI mendukung penuh program 3 juta rumah dengan memberikan insentif likuiditas/Foto: Dok. Kementerian PKP

Jakarta, landbank.co.id – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan bahwa BI mendukung penuh program 3 juta rumah dengan memberikan insentif likuiditas bagi sektor perumahan.

“Dalam rapat hari ini, kami telah meningkatkan kebijakan insentif likuiditas dari sebelumnya 4 persen menjadi 5 persen dari dana pihak ketiga. Dengan demikian, total alokasi mencapai Rp 80 triliun untuk mendukung program perumahan,” kata Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, baru-baru ini.

Bacaan Lainnya

Rapat itu turut dihadiri oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Menteri Ara), Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Ara menjelaskan bahwa Bank Indonesia berkomitmen mendukunng program ini melalui kebijakan relaksasi Giro Wajib Minimum (GWM).

Menurut dia, hal tersebut bertujuan untuk mempercepat pembangunan dan renovasi rumah yang telah direncanakan.

Di sisi lain, dia juga mengapresiasi dukungan penuh dari Kemenkeu serta Kementerian BUMN.

Saat ini, tim teknis yang dipimpin langsung oleh Wakil Menteri Keuangan sedang bekerja dan akan kembali bertemu besok untuk merumuskan langkah konkret dalam implementasi kebijakan terkait perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

“Saya berterima kasih kepada Gubernur BI karena sangat cepat mendukung Program 3 Juta Rumah. Bahkan, Gubernur BI juga menjawab bukan hanya tantangan perumahan, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi 8 persen,” ujar Menteri Ara.

Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menambahkan bahwa pemerintah akan terus menyelaraskan kebijakan fiskal dan moneter guna mendukung sektor perumahan.

“Dalam APBN 2025, telah dialokasikan Rp 18 triliun dalam bentuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk mendukung pembiayaan 220 ribu unit rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan suku bunga hanya 5 persen selama 20 tahun,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, baru-baru ini.

Sri Mulyani juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus mengupayakan instrumen kebijakan lain guna meningkatkan skala program ini, termasuk perbaikan rumah dan bantuan uang muka.

“Kami optimis program ini dapat ditingkatkan guna mencapai target yang lebih besar,” tambahnya.

(*)

Pos terkait