Dari jumlah tersebut kontribusi penjualan tanah, rumah tinggal, dan ruko sebesar Rp294,84 miliar atau setara sekitar 55 persen terhadap total pendapatan PT Duta Pertiwi Tbk.
Kontribusi itu mirip dengan kuartal pertama 2024. Ketika itu, penjualan tanah, rumah tinggal, dan ruko dominasinya mencapai sekitar 66 persen.
Per akhir Maret 2024, sumbangan segmen tersebut sebesar Rp584,71 miliar, sedangkan total pendapatan DUTI kala itu Rp892,41 miliar.
Sementara itu, penyumbang terbesar kedua bagi DUTI pada tiga bulan pertama 2025 adalah pendapatan sewa.
Per akhir Maret 2025, kontribusi pendapatan sewa sebesar Rp145,94 miliar atau setara dengan sekitar 27 persen terhadap total pendapatan.
Di posisi ketiga adalah tanah dan bangunan strata title, yakni Rp59,52 miliar atau setara sekitar 11 persen.
Baca juga: Ini Peluru Utama DUTI yang Memberi Rp2,89 Triliun
Pada triwulan pertama 2024, penyumbang kedua dan ketiga terbesar adalah berasal dari pendapatan sewa Rp145,15 miliar serta penjualan tanah dan bangunan strata title Rp123,12 miliar.
Porsi kedua segmen itu masing-masing setara dengan sekitar 16 dan 14 persen terhadap total pendapatan DUTI per akhir Maret 2024.
Secara keseluruhan pendapatan DUTI pada kuartal pertama 2025 tercatat sebesar Rp539,22 miliar, lebih rendah sekitar 65 persen dibandingkan dengan periode sama tahun 2024 yang senilai Rp892,41 miliar.
Merosotnya pendapatan pada kuartal pertama 2025 memengaruhi torehan laba bersih DUTI pada periode tersebut.
Bila per akhir Maret 2024 masih sebesar Rp158,58 miliar, kini, per akhir Maret 2025 anjlok sekitar 49 persen ke level Rp80,61 miliar.
Sementara itu, jumlah aset DUTI terlihat naik tipis menjadi Rp14,41 triliun ada kuartal pertama 2025, dari semula Rp14,36 triliun pada akhir 2024.
Baca juga: Prospek Properti 2025, Duta Pertiwi: Tahun Penuh Potensi
Per akhir Maret 2025, pemegang saham DUTI terdiri atas PT Bumi Serpong Damai Tbk sebesar 92,38 persen dan masyarakat sebanyak 7,62 persen.
(*)