Jakarta, landbank.co.id– PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mengantongi pendapatan Rp256,65 miliar dari bisnis properti dan hospitality (pelayanan) sepanjang Januari-September 2025.
Mengutip laporan keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, emiten berkode saham ADHI ini mengoleksi Rp378,34 miliar dari bisnis tersebut pada akhir September 2024.
ADHI merangsek bisnis properti dan hospitality melalui dua anak usaha, yakni PT Adhi Persada Properti (APP) yang mulai beroperasi pada 2002 dengan kepemilikan 99,94 persen.
Hingga kini, APP memiliki sejumlah proyek properti rumah tapak (landed house). Proyek itu antara lain adalah Taman Dhika Sidoarjo Kota – menghadirkan lebih dari 1.200 rumah modern dengan akses mudah ke pusat kota, menyasar masyarakat produktif di Sidoarjo dan Surabaya, Jawa Timur.
Baca juga: Disuntik Dana oleh Induk, ADCP: Biayai Proyek Penting
Proyek APP lainnya adalah The Anggana Village – sebanyak 330 unit hunian ramah keluarga untuk segmen menengah, dengan lokasi strategis di kawasan pengembangan baru.
Selain itu, APP memiliki proyek Taman Dhika Batu Tulis, Bogor – sebanyak 113 unit hunian yang memadukan kenyamanan, lingkungan hijau, dan akses transportasi yang mudah.
“Rumah adalah fondasi utama kehidupan keluarga. APP tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada penciptaan nilai sosial dan ekonomi di sekitar kawasan hunian. Kami berkomitmen menghadirkan hunian yang mengedepankan kualitas memberi manfaat bagi masyarakat,” ungkap Harry Wibowo Direktur Utama APP dalam keterangan tertulis dikutip Senin, 27 Oktober 2025.
Sementara itu, ADHI juga punya anak usaha yang bermain di bisnis properti, yakni PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) dengan kepemilikan 90 persen dan mulai beroperasi pada 2018.
Baca juga: Penjualan LRT City Ciracas Tumbuh 29 Persen
Beberapa proyek ADCP di antaranya adalah LRT City Ciracas, Adhi City Sentul 1, LRT City Bekasi Eastern Green, dan LRT City Cibubur.
Selain itu, ADCP juga memiliki bisnis hotel sebagai sumber pendapatan berkesinambungan (recurring income).
Properti komersial milik ADCP itu mencakup Hotel Grandhika Iskandarsyah, DKI Jakarta, Hotel Grandhika Setiabudi, Medan, Sumatera Utara, dan Hotel Grandhika Pemuda, Semarang, Jawa Tengah.
Sepanjang Januari-September 2025, APP menyumbang pendapatan Rp91,10 miliar kepada ADHI, sedangkan dari ADCP senilai Rp165,54 miliar.
Secara keseluruhan pendapatan usaha ADHI menyentuh Rp5,65 triliun pada akhir September 2025, lebih rendah dibandingkan dengan periode sama 2024 yang sebesar Rp9,16 triliun.
Pendapatan terbesar ADHI per akhir September 2025 bersumber dari bisnis teknik dan konstruksi, yakni sebesar Rp4,63 triliun.
Lalu, pendapatan kedua terbesar dari bisnis manufaktur senilai Rp552,43 miliar, sedangkan pendapatan terkecil dari empat segmen yang dimiliki adalah dari investasi dan konsesi senilai Rp211,84 miliar.
Baca juga: Pendapatan Sewa ADCP Mulai Unjuk Suara
Penurunan pendapatan membuat laba bersih ADHI sepanjang Januari-September 2025 menurun dari Rp69,32 miliar pada periode sama 2024 menjadi Rp4,42 miliar.
Ekuitas Naik
Sementara itu, jumlah aset ADHI tercatat sebesar Rp33,62 triliun pada akhir September 2025, sedangkan pada akhir Desember 2024 senilai Rp35,04 triliun.
Liabilitas ADHI turun dari Rp25,36 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp23,92 triliun pada akhir September 2025.
Dari sisi ekuitas, ADHI membukukan Rp9,70 triliun pada akhir September 2025, sedangkan pada akhir Desember 2024 sebesasr Rp9,67 triliun.
Baca juga: Adhi Karya Kantongi Pendapatan Properti Rp94,71 Miliar
Pemegang saham ADHI per akhir September 2025 terdiri atas Pemerintah Republik Indonesia berupa Seri A Dwiwarna 1 lembar atau 0,00 persen.
Lalu, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) 5.408.773.791 (64,35 persen), direksi ADHI total 3.449.100 (0,06 persen), dan publik 2.993.716.987 (35,55 persen).
(*)

