Jakarta, landbank.co.id– Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dinilai tidak crash, alias tidak hancur.
“IHSG tidak crash. Karena kalau crash, pasti tidak naik lagi, seperti pesawat jatuh,” tegas Vier Abdul Jamal, Global Fifnancial Market Expert dalam talk show Indonesia Business Forum TVOne bertajuk IHSG Anjlok, Saham-saham Rontok, baru-baru ini.
Dalam talk show itu ia tidak sendirian, terdapat narasumber lain, yakni Alfred Nainggolan (analis dan praktisi pasar modal), Fithra Faisal (ekonom FEB UI), dan Fathi (anggota Komisi XI DPR RI).
Menurut Vier Abdul Jamal, apa yang terjadi kepada IHSG, baru-baru ini, hanya merupakan pembalikan arah, yakni dari bullish ke bearish.
“Karena IHSG tidak memiliki mekanisme koreksi pasar yang disiapkan dengan baik, akhirnya pasar melakukan caranya sendiri. Caranya brutal, mereka menjual,” terang Vier yang sudah puluhan tahun menjadi investor di pasar modal.
Dia menegaskan, para pemain besar, telah membeli saham setidaknya sejak lima tahun lalu.
Baca juga: Road Show Manajemen Risiko, Vier: Super Kluster
“Istilahnya, mereka sudah kembung, profitnya ada, tapi tidak bisa dieksekusi. Mereka menunggu kesempatan,” ujarnya.
Di luar negeri, terang Vier, penurunan indeks sebesar 4 persen itu biasa saja. Contoh emas, dari harga US$2.790 turun ke US$2.286 itu sudah lebih dari 250 point, tapi justru naik lagi, malah membentuk harga baru US$3.000 dan US$3.060.
“Market place itu harus menarik, jangan seperti dulu. Pasar harus dibuat semenarik mungkin,” kata dia.
Vier yang juga dikenal sebagai Legenda Pasar Modal ini menyatakan bahwa pasar saham digerakkan oleh logika dan emosi karena itu ada propaganda psikologis. Saat ini, kondisinya semua logis. Indonesia dalam kondisi baik, tapi emosi tidak bisa diatur.