Jakarta, landbank.co.id – Harga emas dunia (XAU/USD) mengalami koreksi tipis pada perdagangan Kamis, 2 Oktober 2025, setelah sehari sebelumnya sempat mencatatkan rekor tertinggi di level US$ 3.895 per ons troi.
Berdasarkan data perdagangan pukul 08.38 WIB, harga emas tercatat melemah 0,2 persen ke posisi US$ 3.852,82 per ons troi.
Meski terkoreksi, tren bullish emas dinilai masih terjaga. Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menyebutkan secara fundamental harga emas tetap mendapat dorongan positif, terutama dari ekspektasi pasar terhadap pelemahan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) dan keyakinan bahwa Federal Reserve (The Fed) segera memangkas suku bunga acuannya.
Menurut Andy, data perekrutan tenaga kerja swasta AS yang dirilis ADP September menunjukkan penurunan tajam, jauh di bawah ekspektasi pasar. Hal ini memperkuat peluang The Fed menurunkan suku bunga pada pertemuan 29 Oktober 2025.
“Ekspektasi pelonggaran moneter menjadi pendorong utama penguatan harga emas. Investor melihat emas sebagai instrumen lindung nilai yang tetap atraktif di tengah perlambatan ekonomi,” ungkap Andy dalam keterangan resminya dikutip Kamis, 2 Oktober 2025.
Sementara itu, dari sisi teknikal, Andy menilai pola candlestick dan indikator Moving Average masih mendukung tren bullish.
“Jika dorongan beli berlanjut, emas berpotensi menembus level psikologis US$ 3.900. Namun, bila gagal, support terdekat berada di kisaran US$ 3.837,” katanya.
Selain faktor-faktor tersebut, Andy mengungkapkan, pergerakan harga emas juga dipengaruhi kondisi politik di AS. Penutupan sementara pemerintahan (government shutdown) akibat kebuntuan anggaran di Kongres berpotensi menunda rilis data penting seperti Nonfarm Payrolls (NFP) yang dijadwalkan Jumat, Oktober 2025 mendatang.
“Dengan berbagai faktor tersebut, prospek emas hari ini masih positif. Selama harga bertahan di atas US$ 3.837, peluang menembus US$ 3.900 tetap terbuka,” tutup Andy Nugraha.
(*)