Willson Kalip: Green Building Diferensiasi Penting Gedung Perkantoran

Penerapan konsep bangunan hijau (green building) di sektor perkantoran Jakarta bergerak cukup massif belakangan ini/foto: landbank.co.id

Memang, dilansir publikasi Knight Frank Indonesia, saat ini ESG driven tenant tengah terjadi, artinya pasar semakin matang memaknai green office, tidak sekadar ‘green by design’ tetapi lebih fungsional mengimplementasikan gedung yang berkonsep hijau dengan operasional yang efisien untuk lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Preferensi occupier terhadap green office saat ini dijadikan sebagai baseline expectation, sebagai refleksi terhadap ‘net zero commitment’. Suatu kemajuan di tengah perjalanan panjang memasuki fase transisi terhadap green development.

Bacaan Lainnya

Kondisi ini diikuti dengan tren okupansi dari green office di CBD Jakarta yang relatif stabil dengan rerata pada kisaran 78 persen, angka tersebut menunjukan lebih tinggi jika dibandingkan rerata okupansi non-green office yang berada di kisaran 75 persen dalam lima tahun terakhir.

Diantara buah manis yang dapat dipetik dari jalan panjang adaptasi landlord perkantoran terhadap green development ditandai dengan hampir seluruh ruang kantor pada kelas premium Grade A (88 persen) saat ini telah berlabel hijau di CBD Jakarta.

Baca juga: Gedung Perkantoran Hijau CBD Jakarta Sentuh Satu Juta M2

Sementara itu, separuh stok ruang kantor pada kelas grade-A telah berlabel hijau, kelas ini berada pada fase transisi yang menjadikan label hijau sebagai ‘minimum requirement’.

Knight Frank Indonesia menilai bahwa tidak mudah menggeser dominasi non-green office di CBD Jakarta saat ini, terutama di tengah rerata harga sewa green-office yang lebih moderat dibandingkan dengan non-green office.

“Namun, kematangan pelaku pasar membawa asa terhadap masa depan green-office yang lebih optimis untuk tumbuh dan mendominasi pasar,” dikutip dari publikasi konsultan properti itu.

Sejalan dengan hal di atas, Christine Li, head of Research Knight Frank Asia Pasifik menyebutkan bahwa pasar di Asia Pasifik saat ini menunjukan bahwa occupier semakin selektif mengarahkan permintaan ke ruang perkantoran berkualitas tinggi dengan prinsip ESG di lokasi inti yang paling prima.

Baca juga: Jumlah Green Building Pakuwon Bertambah

“Dengan target optimalisasi pemanfaatan ruang yang lebih tinggi, strategi penyesuaian ukuran (rightsizing), serta pergeseran menuju lokasi di pusat kota diperkirakan akan menopang aktivitas penyewaan kantor tahun 2026,” ujar dia.

 

(*)

Pos terkait