Site icon Landbank.co.id

Wika Beton Siapkan Capex Rp106,38 Miliar

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau Wika Beton menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp106,38 miliar pada 2025/foto: wika-beton.co.id

Jakarta, landbank.co.id– PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau Wika Beton menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp106,38 miliar pada 2025.

“Perseroan merencanakan investasi belanja modal sebesar Rp106,38 miliar yang bertujuan untuk pembaharuan peralatan produksi, pengembangan Systems Applications and Products (SAP) dan infrastruktur IT, serta pengembangan aplikasi penunjang Supply Chain Management,” jelas Yushadi, sekretaris perusahaan PT Wijaya Karya Beton Tbk dalam suratnya kepada otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Selasa, 3 Juni 2025.

Dia menerangkan, dalam rangka optimalisasi pada portofolio aset yang relevan dengan core business PT Wijaya Karya Beton Tbk serta peningkatan working capital, Perseroan merencanakan divestasi atas aset tetap yang sudah tidak produktif dan/atau bernilai buku habis.

“Beberapa aset yang dimaksud antara lain peralatan dan cetakan produksi, bangunan ex-mess karyawan, bangunan ex-kantor, tanah tambang, dan pabrik beton,” kata Yushadi.

Dalam rangka Lean Organization serta peningkatan utilisasi, Wika Beton berencana melakukan peleburan Manajerial Pengelola unit kerja PPB Lampung Selatan dengan PPB Lampung, serta peleburan Wilayah Penjualan Luar Negeri dengan Wilayah Penjualan 3 dan Unit Operasi I.

“Pada 2025, Perseroan tidak merencanakan akuisisi maupun aktivitas restrukturisasi utang/modal,” kata dia.

Baca juga: Setelah WEGE, Giliran Laba WTON Melambung hingga 91 Persen

Menurut Yushadi, terkait dengan pengadaan untuk produksi tiang beton, Perseroan telah menjalin kerja sama yang baik dengan beberapa pemasok bahan baku utama seperti semen, pasir, split, besi prestressed (PC), dan besi beton untuk menjamin kontinuitas pasokan dengan harga yang kompetitif.

“Selain itu, Perseroan juga berkontrak dengan penyedia jasa logistic pengiriman produk jadi (angkutan darat) untuk menjamin produk Perseroan yang telah diproduksi terdistribusi dengan tepat waktu,” tutur Yushadi.

Dia menegaskan, selama tahun 2025, Wika Beton tidak ada pemutusan kontrak dengan pemasok baik sebelum maupun sesudah adanya penambahan kegiatan usaha.

“Tidak ada pemutusan kontrak dengan pelanggan atas perolehan kontrak penjualan yang terjadi sepanjang tahun 2025,” urainya.

Baca juga: Kuartal Pertama Kinclong, NETRO Bikin WEGE Kian Pede

Saat disinggung tentang kendala selama tahun 2024, Yushadi menerangkan tiga aspek, yakni pertama, pasokan material dan fluktuasi harqa.

Kenaikan harga semen, pasir, besi, dan baja berdampak pada biaya produksi. Beberapa pabrik memiliki ketergantungan pada pemasok lokal tunggal, sehingga mengakibatkan pasokan rentan terhadap gangguan pasokan.

Kedua, jelas Yushadi, ketatnya kompetisi harga di industri beton pracetak.

Persaingan harga di industri beton pracetak yang cukup ketat pada kondisi tertentu dapat menyebabkan penurunan margin laba kotor, khususnya bagi proyek berskala besar yang diperoleh melalui proses tender terbuka dengan menggunakan harga yang bersaing.

Terakhir, kendala pada 2024 adalah utilisasi pabrik yang belum optimal.

Realisasi tingkat utilisasi pabrik sepanjang tahun 2024 rata-rata sebesar 47,20 persen dari kapasitas produksi precast dan ready mix sebesar 10,62 juta ton. Tingkat Utilisasi yang tidak merata antara satu pabrik dengan pabrik beton iainnya diakibatkan adanya sebaran proyek yang terus berubah sepanjang waktu.

“Hal ini membuat utilisasi pabrik yang kurang optimal sehingga menimbulkan inefisiensi,” terang dia.

Sementara itu,  Wika Beton membukukan lonjakan laba bersih hingga sekitar 91 persen pada 2024.

Anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini tercatat mengantongi laba bersih Rp65,00 miliar pada 2024, sedangkan setahun sebelumnya masih di posisi Rp34,12 miliar.

Baca juga: Dua Anak WIKA Bangun Ikatan Emosional Lewat Cahaya Ramadan

Keberhasilan meraih peningkatan laba bersih tak bisa dipisahkan dari kemampuan WTON dalam mengoleksi pendapatan.

Mengutip laporan keuangan perseroan, pendapatan WTON pada 2024 menyentuh Rp4,89 triliun, naik 16 persen bila disandingkan dengan raihan 2023 yang sebesar Rp4,20 triliun.

 

(*)

Exit mobile version