Persaingan harga di industri beton pracetak yang cukup ketat pada kondisi tertentu dapat menyebabkan penurunan margin laba kotor, khususnya bagi proyek berskala besar yang diperoleh melalui proses tender terbuka dengan menggunakan harga yang bersaing.
Terakhir, kendala pada 2024 adalah utilisasi pabrik yang belum optimal.
Realisasi tingkat utilisasi pabrik sepanjang tahun 2024 rata-rata sebesar 47,20 persen dari kapasitas produksi precast dan ready mix sebesar 10,62 juta ton. Tingkat Utilisasi yang tidak merata antara satu pabrik dengan pabrik beton iainnya diakibatkan adanya sebaran proyek yang terus berubah sepanjang waktu.
“Hal ini membuat utilisasi pabrik yang kurang optimal sehingga menimbulkan inefisiensi,” terang dia.
Sementara itu, Wika Beton membukukan lonjakan laba bersih hingga sekitar 91 persen pada 2024.
Anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini tercatat mengantongi laba bersih Rp65,00 miliar pada 2024, sedangkan setahun sebelumnya masih di posisi Rp34,12 miliar.
Baca juga: Dua Anak WIKA Bangun Ikatan Emosional Lewat Cahaya Ramadan
Keberhasilan meraih peningkatan laba bersih tak bisa dipisahkan dari kemampuan WTON dalam mengoleksi pendapatan.
Mengutip laporan keuangan perseroan, pendapatan WTON pada 2024 menyentuh Rp4,89 triliun, naik 16 persen bila disandingkan dengan raihan 2023 yang sebesar Rp4,20 triliun.
(*)