Site icon Landbank.co.id

Trump Umumkan Tarif Baru, Bagaimana Nasib Emas dan Prospek Suku Bunga The Fed?

Pasar keuangan global kembali dilanda ketidakpastian menjelang akhir pekan, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan gelombang baru tarif impor global pada tenggat Jumat, 1 Agustus 2025./Foto: Capture Investing.com.

Jakarta, landbank.co.id – Pasar keuangan global kembali dilanda ketidakpastian menjelang akhir pekan, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan gelombang baru tarif impor global pada tenggat Jumat, 1 Agustus 2025.

Sentimen pasar pun berubah risk-off, dengan investor menghindari aset berisiko dan beralih ke Dolar AS (USD) sebagai aset lindung nilai.

Pada Kamis malam, Trump memberlakukan tarif minimum global sebesar 10 persen, dan menaikkan tarif pada produk dari Kanada menjadi 35 persen dari sebelumnya 25 persen — kecuali produk yang tercakup dalam perjanjian dagang USMCA (Amerika Serikat-Meksiko-Kanada).

Tak hanya itu, impor dari Swiss juga dikenakan tarif baru sebesar 39 persen, sementara Meksiko diberikan penangguhan tarif selama 90 hari untuk merundingkan kesepakatan perdagangan lebih lanjut.

Sentimen Pasar Tertekan, USD Menguat, Emas Terjebak

Kebijakan dagang agresif ini langsung mengguncang kepercayaan pelaku pasar. Investor global mulai melepas aset berisiko dan memarkir dana ke instrumen safe haven, mendorong penguatan Dolar AS terhadap mayoritas mata uang utama lainnya.

Namun, kondisi ini sekaligus menekan harga emas yang telah terjebak di kisaran terendah bulanan. Penguatan USD membuat logam mulia tersebut kehilangan daya tarik sebagai aset lindung nilai, meskipun ketidakpastian global tengah meningkat.

Fokus Pasar Beralih ke Data Tenaga Kerja AS

Di tengah tekanan geopolitik dan ekonomi, perhatian kini beralih ke laporan Nonfarm Payrolls (NFP) Amerika Serikat yang akan dirilis dalam waktu dekat. Laporan ini dipantau ketat oleh investor karena menjadi indikator penting dalam penentuan arah kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

Menurut CME FedWatch Tool, pasar saat ini hanya memberi peluang kurang dari 50 persen bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pada pertemuan bulan September mendatang, menyusul sikap hawkish bank sentral pada pekan ini.

Ekonomi AS diperkirakan menambah 110.000 lapangan kerja pada Juli, setelah mencatat pertumbuhan 147.000 pekerjaan pada Juni. Sementara itu, tingkat pengangguran diperkirakan naik tipis dari 4,1% menjadi 4,2 persen.

Skema Dampak Terhadap Dolar dan Emas

Jika data NFP mengecewakan — misalnya di bawah 100.000 pekerjaan baru — dan disertai peningkatan pengangguran, pasar kemungkinan akan kembali mempertimbangkan pemangkasan suku bunga, yang dapat melemahkan USD dan mendorong harga emas menembus kembali ke atas level $3.400.

Sebaliknya, data tenaga kerja yang solid di atas 150.000 akan memperkuat narasi hawkish The Fed, menjaga USD tetap menguat dan membatasi potensi rebound emas dalam waktu dekat.

Trader Pantau Kebijakan Dagang dan Sikap The Fed

Selain data NFP, pelaku pasar juga akan mencermati perkembangan negosiasi dagang, serta pernyataan publik dari para pejabat The Fed setelah masa tenang kebijakan berakhir. Pernyataan mereka dapat memberikan sinyal tambahan mengenai arah suku bunga dan prospek pertumbuhan ekonomi AS di tengah guncangan eksternal.

(*)

Exit mobile version