Jakarta, landbank.co.id– Tim penyelamat terus mencari para penyintas akibat gempa yang melanda Myanmar, Jumat, 28 Maret 2025.
Sejauh ini tim penyelamat dari China telah berhasil menyelamatkan enam korban gempa di Nay Pyi Taw dan Mandalay yang terdampak paling parah.
Tim penyelamat tersebut menyisir reruntuhan apartemen, hotel, dan rumah sakit untuk menemukan tanda-tanda kehidupan.
Gempa susulan yang terus terjadi, pemadaman listrik, jalanan yang hancur, dan gangguan komunikasi membuat pekerjaan penyelamatan mereka semakin sulit.
Sementara itu, lebih banyak tim penyelamat dari China dikerahkan dan sedang dalam perjalanan menuju Myanmar, meliputi beberapa ahli gempa, insinyur struktur, tenaga medis, serta unit anjing pelacak, pendeteksi kehidupan, peralatan pembongkaran, dan sistem rumah sakit lapangan.
Baca juga: Gempa Myanmar Renggut 1.644 Korban Jiwa
Menurut Dewan Administrasi Negara Myanmar, hingga Minggu, 30 Maret 2025, sekitar 1.700 orang dilaporkan tewas, 3.400 lainnya terluka, dan 300 orang hilang akibat gempa bumi bermagnitudo 7,9 yang mengguncang negara tersebut.
Kantor berita Antara mengutip Xin Hua menyebutkan bahwa Senin, 31 Maret 2025, Tim Pencarian dan Penyelamatan (Search and Rescue/SAR) China berhasil menemukan seorang wanita di sebuah hotel yang runtuh di Kota Mandalay setelah lebih dari lima jam melakukan pekerjaan intensif. Penyintas tersebut terjebak selama hampir 60 jam dan menunjukkan tanda-tanda vital yang baik saat diselamatkan.
Di lokasi gempa lainnya, anggota Tim Penyelamat Langit Biru dari China yang bekerja sama dengan sukarelawan lokal berhasil menemukan seorang penyintas pada Minggu itu.
Beberapa gambar satelit menunjukkan bahwa banyak bangunan yang hancur telah menjadi puing-puing di kota yang terletak kurang dari 20 kilometer dari pusat gempa.
Di Nay Pyi Taw, ibu kota Myanmar, tim penyelamat dan medis yang beranggotakan 37 orang dari Provinsi Yunnan, China, tiba pada Sabtu, 29 Maret 2025 malam waktu setempat dengan membawa perlengkapan darurat seperti pendeteksi kehidupan yang berfungsi penuh, sistem peringatan dini gempa bumi, telepon satelit portabel, dan sejumlah drone.
Tim penyelamat dan medis tersebut, bersama dengan tim penyelamat lokal, berhasil menyelamatkan seorang pria lanjut usia yang terjebak selama hampir 40 jam di bawah reruntuhan Rumah Sakit Swasta Ottara Thiri setelah menjalani operasi penyelamatan darurat dalam semalam.
Pada Minggu pagi waktu setempat, Ketua Dewan Administrasi Negara Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing mengunjungi rumah sakit itu dan menyampaikan apresiasinya kepada anggota tim penyelamat China atas bantuan mereka yang tepat waktu.
(*)