Site icon Landbank.co.id

The Royal Alana, Peluru Baru SWID

PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) bakal punya peluru baru guna mendulang pendapatan berulang yakni The Royal Alana di Yogyakarta/foto: swid

Jakarta, landbank.co.id– PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) bakal punya peluru baru guna mendulang pendapatan berulang (recurring income), yakni The Royal Alana di Yogyakarta.

The Royal Alana yang merupakan hotel bintang lima berkapasitas 219 kamar, beroperasi mulai kuartal pertama 2026.

Mengingat strategisnya andil The Royal Alana dalam memerkuat sumber pendapatan berkelanjutan, PT Saraswanti Indoland Development Tbk segera menuntaskan pembangunan hotel tersebut.

Manajemen emiten properti berkode saham SWID itu menerangkan bahwa proyek ini dirancang sebagai elemen strategis dalam mendorong peningkatan pendapatan berulang yang akan memberikan kontribusi stabil dan jangka panjang terhadap arus kas Perseroan.

Baca juga: Hotel dan Restoran Diguyur Investasi Rp39,47 Triliun

Memanfaatkan tren positif di sektor pariwisata dan kebutuhan akomodasi premium yang terus tumbuh, SWID optimistis kehadiran hotel ini akan memperkuat struktur keuangan sekaligus memperluas portofolio aset produktifnya.

Pembangunan hotel bintang lima ini merupakan respons strategis terhadap tingginya tingkat pemanfaatan Mataram City International Convention Center (MICC), gedung pertemuan milik SWID yang hingga kini masih dinobatkan sebagai pusat konvensi terbesar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, dengan kapasitas ballroom yang mampu menampung hingga 2.500 tamu.

Reputasi MICC sebagai destinasi utama untuk penyelenggaraan acara berskala nasional dan internasional terus terjaga, dengan jadwal kegiatan yang padat hampir sepanjang tahun.

Namun demikian, keterbatasan kapasitas akomodasi menjadi tantangan tersendiri. The Alana Yogyakarta Hotel and Convention Center—hotel bintang empat yang saat ini beroperasi di kawasan Mataram City—hanya memiliki 264 kamar, sehingga belum mampu sepenuhnya memenuhi kebutuhan penginapan bagi peserta dan penyelenggara acara. Akibatnya, sebagian besar tamu harus dialihkan ke hotel-hotel lain.

Baca juga: Pendapatan Saraswanti Indoland Melonjak 270 Persen, Bogat: Strategi Pasar Mulai Bergerak Harmonis

Untuk menjawab kebutuhan tersebut sekaligus memperkuat lini pendapatan berulang, SWID tengah membangun The Royal Alana Yogyakarta, hotel bintang lima dengan tambahan 219 kamar.

Kehadiran hotel ini diharapkan tidak hanya menambah kapasitas akomodasi secara signifikan, tetapi juga mendorong peningkatan pendapatan Perseroan secara berkelanjutan melalui optimalisasi sinergi antara sektor perhotelan dan pusat konvensi.

“Kami melihat adanya mismatch antara potensi pasar yang kami miliki dengan kapasitas akomodasi yang tersedia. Dengan hadirnya The Royal Alana Yogyakarta sebagai hotel bintang lima ini, kami tidak hanya menjawab kebutuhan tersebut, tetapi juga menciptakan peluang baru untuk memperkuat kontribusi segmen perhotelan terhadap kinerja keuangan Perseroan,” ujar Bogat Agus Riyono, direktur utama PT Saraswanti Indoland Development Tbk dikutip Selasa, 5 Agustus 2025.

SWID meyakini bahwa kehadiran The Royal Alana Yogyakarta ini akan memberikan solusi yang komprehensif atas permintaan pasar yang terus tumbuh, sekaligus menciptakan kontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan Perseroan dalam jangka panjang. Dengan fasilitas premium dan layanan berstandar internasional, proyek ini diharapkan menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan berkelanjutan yang memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham.

 

Pendapatan Melonjak

Pendapatan SWID pada kuartal kedua 2025 melonjak sekitar 270 persen bila disandingkan dengan kuartal pertama 2025 (quarter on quarter/QoQ).

Mengutip laporan keuangan PT Saraswanti Indoland Development Tbk, emiten berkode saham SWID ini membungkus pendapatan Rp77,95 miliar pada kuartal kedua 2025.

Sebaliknya, pada kuartal pertama 2025, Saraswanti Indoland Development  mengoleksi pendapatan Rp21,06 miliar.

Baca juga: Pemilik Hotel di Yogyakarta Ini Getol Tebar Dividen

Sementara itu, per akhir Juni 2025, jumlah aset SWID tercatat senilai Rp475,33 miliar, sedangkan pada akhir Desember 2024 tercatat sebesar Rp479,29 miliar.

Liabilitas SWID menyusut dari semula Rp240,03 miliar pada akhir 2024 menjadi Rp222,40 miliar pada semester pertama 2025.

Di sisi lain, ekuitas SWID naik menjadi Rp252,92 miliar per akhir Juni 2025, sedangkan pada akhir 2024 masih di angka Rp239,26 miliar.

Pemegang saham SWID per akhir Juni 2025 terdiri atas PT Saraswanti Utama sebesar 63,52 persen.

Kemudian, Bogat Agus Riyono sebesar 15,88 persen, dan masyarakat 20,61 persen.

 

(*)

Exit mobile version