Site icon Landbank.co.id

Tak Hanya Jumbo, Lima Emiten Properti Ini Mampu Mengerek Laba Bersih: Total Raup Rp4 Triliun Lebih

Pada 2023, tak semua emiten properti di Bursa Efek Indonesia meraup laba bersih ukuran jumbo serta mencetak pertumbuhan dalam waktu bersamaan /foto: landbank.co.id

Jakarta, landbank.co.id– Pada 2023, tidak semua emiten properti di Bursa Efek Indonesia (BEI) mampu meraup laba bersih ukuran jumbo serta dalam waktu bersamaan sanggup mencetak pertumbuhan.

Bahkan, pada tahun yang sama, terdapat 23 emiten properti di Bursa Efek Indonesia yang terpaksa masih merugi, walau ada juga yang mampu membalikan keadaan, dari rugi menjadi untung.

Berbeda dengan 71 emiten properti lainnya, ada lima perusahaan yang mampu meraup laba bersih di atas Rp500 miliar sekaligus bisa mendongkraknya pada 2023. Laba bersih yang dikantongi kelima emiten ini mencapai sebesar Rp4,29 triliun.

Mengutip laporan keuangan masing-masing emiten di BEI, terlihat bahwa PT Duta Pertiwi Tbk menjadi salah satu dari kelima emiten kategori tersebut.

Emiten berkode saham DUTI ini mencatat laba bersih Rp1,06 triliun pada 2023. Angka tersebut melejit 43 persen bila dibandingkan dengan torehan tahun 2022 yang senilai Rp747,55 miliar.

Kemampuan Duta Pertiwi mengerek laba bersih tak bisa dipisahkan dari torehan pendapatan tahun 2023.

Pemilik proyek Kota Wisata di kawasan Cibubur itu mampu meraih pendapatan Rp3,86 triliun pada 2023.

Pendapatan pemilik proyek Southgate Residence itu naik 28 persen bila dibandingkan dengan tahun 2022 yang sekitar Rp3,01 triliun.

Lalu, terdapat PT Jaya Real Property Tbk yang mampu meningkatkan laba bersih sekitar 17 persen pada 2023, yakni dari Rp860,91 miliar menjadi Rp1,00 triliun.

Di sisi pendapatan, JPRT juga mampu mencatat pertumbuhan sebesar 11 persen, yakni dari Rp2,25 triliun menjadi Rp2,50 triliun.

Hal serupa ditorehkan oleh PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI). Pemilik Mal Pondok Indah ini meraih laba bersih Rp844,43 miliar pada 2023 atau naik 20 persen mengingat setahun sebelumnya sebesar Rp701,36 miliar.

Sekadar informasi, pendapatan MKPI pada 2022 sekitar Rp1,95 triliun, sedangkan setahun kemudian sebesar Rp2,32 triliun alias tumbuh sekitar 19 persen.

Kemampuan mencetak pertumbuhan laba bersih juga diperlihatkan oleh PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Pemilik proyek Summarecon Bandung ini mengerek laba bersih 22 persen pada 2023 dibandingkan dengan setahun sebelumnya, yakni dari Rp625,37 miliar menjadi Rp765,96 miliar.

Untuk pendapatan, Summarecon Agung mencatat pertumbuhan sekitar 16 persen, yakni dari Rp5,71 triliun menjadi Rp6,65 triliun pada 2023.

Sementara itu, PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) mencatat pertumbuhan laba bersih 10 persen, yaitu dari Rp557,39 miliar menjadi Rp613,26 miliar.

Hal serupa dilakukan PLIN di lini pendapatan, yakni dari Rp1,09 triliun menjadi Rp1,29 triliun alias tumbuh 18 persen.

Ngomong-ngomong, pada 2023, pendapatan 76 emiten properti di BEI tumbuh sekitar 7 persen dari Rp91,25 triliun menjadi Rp97,46 triliun.

Dari sisi laba bersih, ke-76 emiten itu hanya mencatat pertumbuhan sekitar 4 persen yakni dari Rp10,67 triliun menjadi Rp11,14 triliun.

 

 

(*)

Exit mobile version