Jakarta, landbank.co.id– Penjualan pemasaran (marketing sales) lahan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) cukup bersinar sepanjang Januari-September 2024.
Marketing sales SSIA itu ditorehkan melalui melalui anak usaha sekaligus bisnis utama perseroan, yakni PT Suryacipta Swadaya (SCS).
Mengutip keterangan manajemen SSIA, per akhir September 2024, marketing sales pemasaran lahan mencapai seluas 141,8 hektare senilai Rp1,74 triliun.
Angka penjualan lahan SSIA itu melonjak 2.706,3 persen bila dibandingkan dengan raihan 5,1 hektare senilai Rp87,9 miliar pada Januari-September 2023.
“Sebagian besar penjualan pemasaran berasal dari penjualan lahan Subang dengan total 122,9 hektare, sedangkan penjualan lahan Karawang sebanyak 18,9 hektare,” papar manajemen SSIA.
SCS saat ini memiliki cadangan lahan 128,6 hektare senilai Rp1,48 triliun dari penjualan lahan di Suryacipta Karawang dan Subang Smartpolitan.
SSIA, sebelumnya dikenal sebagai PT Multi Investments Limited, didirikan pada tanggal 15 Juni 1971. Nama perusahaan kemudian diubah menjadi PT Surya Semesta Internusa (SSIA) pada 1995.
Bisnis utama SSIA adalah pengembangan kawasan industri dan real estat, konstruksi, dan perhotelan.
Portofolio investasi SSIA sangat beragam, termasuk Suryacipta City of Industry, Subang Smartpolitan, Edenhaus Simatupang, dan Graha Surya Internusa (akan dibangun kembali sebagai SSI Tower).
Lalu, Hotel Gran Melia Jakarta, Melia Bali Hotel, Umana Bali, LXR Hotels & Resorts, dan Hotel BATIQA.
Dalam lebih dari 50 tahun berkecimpung dalam bisnis ini, SSIA telah memperkuat pengakuan dan posisi mereknya sebagai salah satu perusahaan pengembang terkuat di Indonesia.
Menandai tonggak sejarah sebagai perusahaan terkemuka, SSIA mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan menjadi perusahaan publik pada 27 Maret 1997.
(*)