Jakarta, landbank.co.id– Dua program pemerintahan Prabowo Subianto diharapkan dapat membantu pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025.
Kedua program yang dinilai dapat menumbuhkan ekonomi itu adalah Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Program Tiga Juta Rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Hal tersebut dilontarkan oleh Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro, di Jakarta, Selasa, 4 Februari 2025.
Dia menuturkan bahwa mengingat kondisi dunia yang masih dipenuhi ketidakpastian pada tahun ini, maka tidak banyak yang dapat diharapkan dari perekonomian global untuk mendorong pertumbuhan dalam negeri.
Baca juga: Program Tiga Juta Rumah bisa Menjadi Peluang Industri Asuransi
“Memang dari sisi (ekonomi) global tidak banyak yang bisa kita harapkan. Nah, berarti kan kalau globalnya tidak banyak diharapkan, kita larinya (berharapnya) ke (ekonomi) lokalnya atau domestiknya,” kata Bambang Brodjonegoro, di Jakarta, Selasa.
Menurut Bambang Brodjonegoro, program MBG dan pembangunan tiga juta rumah untuk MBR dapat menimbulkan efek berganda (multiplier effect) yang dapat menjadi pendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional.
Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Dimulai, Gagasan Prabowo 18 Tahun Lalu Kini Jadi Kenyataan
“Yang penting dua program ini harus kelihatan eksekusinya di tahun ini, karena kalau bisa dilakukan tahun ini dengan relatif lebih baik eksekusinya, maka akan mulai muncul multiplier effect,” ujarnya dilansir Antara.
Bambang mengatakan bahwa program MBG dapat menjadi mesin penggerak ekonomi lokal dengan menggunakan bahan pangan yang berasal dari produsen lokal, sementara Badan Gizi Nasional maupun aparat terkait berperan sebagai lembaga pengawas.
Baca juga: Menanti Dampak Program Tiga Juta Rumah Terhadap UMKM
Ia mengatakan bahwa pengawasan yang ketat diperlukan untuk menjaga kualitas serta standardisasi pelaksanaan program tersebut demi mencegah insiden yang tidak diinginkan, misalnya keracunan makanan.
“Tetap ada (pengawasan) karena namanya standar (operasional), apalagi di makanan. Ada satu orang keracunan atau sakit perut saja itu bisa jadi isu besar. Penting sekali untuk memastikan Makan Bergizi Gratis ini bisa menggerakkan ekonomi di tingkat lokal,” ujarnya.
Terkait program pembangunan tiga juta rumah, Bambang menuturkan bahwa program tersebut dapat menjadi harapan bagi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025, karena sektor properti merupakan sektor yang dapat memberikan dampak ekonomi paling luas dan merata.
Baca juga: Road Map Program Tiga Juta Rumah Tengah Disiapkan
“Sejak saya di UI (Universitas Indonesia) dulu masih aktif sebagai peneliti dan dosen, kami sering melakukan analisa mengenai sektor apa di republik ini yang memberikan efek berganda paling besar, ternyata hasilnya adalah di sektor properti, artinya sektor konstruksi khususnya terkait bangunan,” katanya.
Dia mengatakan bahwa hal tersebut karena sektor properti banyak melibatkan sektor perekonomian lainnya, termasuk logistik, industri manufaktur, industri logam, hingga jasa konstruksi, serta dapat memberikan manfaat kepada setiap lapisan pelaku usaha yang terlibat.
Baca juga: Kampus Punya Andil dalam Program Tiga Juta Rumah
“Jadi kalau pemerintah bisa mengeksekusi berapa pun (realisasi rumah yang dibangun) dari program rumah murah ini atau rumah untuk rakyat ini, akan sangat membantu, paling tidak bisa memberikan kontribusi bagi pertumbuhan (ekonomi) di tahun 2025,” tutur Bambang.
(*)