Selain itu, rasio leverage juga mengalami perbaikan, di mana Debt to Equity Ratio (DER) menurun menjadi 1,12x, dibandingkan 1,17x pada periode sebelumnya.
Penurunan ini menunjukkan keberhasilan PPRE dalam menjaga struktur permodalan yang sehat dan tetap berada dalam batas covenant yang ditetapkan oleh pihak perbankan.
“Kami terus mendorong peningkatan pendapatan dan kontrak baru melalui strategi yang adaptif dan fokus pada efisiensi operasional,” ujar Rizki Dianugrah, direktur utama PT PP Presisi Tbk dikutip Senin, 11 Agustus 2025.
Dia menambahkan, di tengah dinamika industri yang terus berkembang, PPRE berkomitmen untuk menghadirkan solusi inovatif dan menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan.
“Kami optimistis terhadap prospek sektor pertambangan ke depan,” tutur Rizki Dianugrah.
PPRE merupakan perusahaan jasa pertambangan dan konstruksi terkemuka di Indonesia yang menyediakan jasa konstruksi secara terintegrasi meliputi mining services, civil work, dan heavy equipment rental, yang memberikan value added kepada para konsumen.
Baca juga: PPRE Raup Pendapatan Rp3,79 Triliun
Anak usaha PTPP ini menerapkan business excellence, meliputi penerapan ERP-SAP, ISO 9001:2015, Management Quality, ISO 14001:2007 Environmental Management System, serta OHSAS 18001:2015 Occupational Health and Safety, Equipment & Fleet Management, Project Management, Safety, Health & Environment, dan Quick Response Unit.
Sementara itu, jumlah aset PPRE tercatat sebesar Rp7,56 triliun per akhir Juni 2025, sedangkan pada akhir Desember 2024 menorehkan Rp7,64 triliun.
PPRE memperkecil jumlah liabilitas pada paruh pertama 2025 dibandingkan dengan akhir 2024, yakni dari Rp4,15 triliun menjadi Rp3,99 triliun.
Sebaliknya, ekuitas PPRE naik menjadi Rp3,56 triliun pada semester pertama 2025 dari Rp3,49 triliun per akhir 2024.
Per akhir Juni 2025, pemegang saham PPRE terdiri atas PT PP (Persero) Tbk sebesar 76,99 persen, Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pembangunan Perumahan 0,01 persen, dan masyarakat 23,00 persen.
(*)