Site icon Landbank.co.id

Selain Data Center, Sejumlah Industri Ini Memegang Peran Kunci

Leads Property merekam adanya permintaan lahan di kawasan industri, termasuk dari data center pada kuartal kedua 2025/foto: deltamas.id

Jakarta, landbank.co.id– Konsultan properti, PT Leads Property Services Indonesia (Leads Property) merekam adanya permintaan lahan di kawasan industri sepanjang kuartal kedua 2025.

Permintaan lahan di kawasan industri, dikutip dari riset Leads Property, berdatangan dari sejumlah segmen usaha, termasuk dari pusat data (data center).

Selain data center, masih mengutip data Leads Property, sejumlah industri memegang peran kunci terhadap pertumbuhan ekonomi termasuk membuka peluang permintaan terhadap lahan di kawasan industri.

“Di tengah kekhawatiran akan dampak potensial kebijakan tarif Trump (Presiden Amerika Serikat) terhadap perekonomian Indonesia, pasar menyambut tambahan pasokan lahan seluas 20 hektare selama kuartal berjalan,” urai Martin Samuel Hutapea, associate director Research & Consultancy Department Leads Property dikutip Selasa, 29 Juli 2025.

Baca juga: Leads Property Ungkap Empat Negara yang Incar Lahan Industri

Dalam kajiannya, Leads Property menyatakan bahwa angka tersebut tergolong marjinal bila disandingkan dengan periode sama 2024 yang jumlahnya mencapai dua kali lipat.

“Tambahan ini menjadikan total pasokan menjadi 13.827 hektare. Meskipun demikian, beberapa pemilik lahan memperkirakan Indonesia mampu keluar dari krisis global, didukung oleh persepsi bahwa Indonesia dianggap sebagai salah satu tujuan investasi paling menjanjikan di Asia,” papar Martin.

Untungnya, dikutip dari riset Leads Property, penyerapan lahan tercatat positif pada kuartal berjalan dibandingkan kuartal sebelumnya, yaitu meningkat sekitar 89 hektare, sehingga mendorong permintaan kumulatif menjadi 12.671 hektare, menunjukkan dukungan yang kuat terhadap sektor tersebut.

“Industri baterai kendaraan listrik menjadi penyumbang penjualan lahan terbesar selama kuartal berjalan, diikuti oleh pusat data, FMCG, serta manufaktur mesin dan peralatan yang didorong oleh konsumsi domestik dan berorientasi ekspor,” jelas Martin.

Baca juga: DAMAC Digital Beli Lahan 5 Hektare, Bangun Data Center

Permintaan yang kuat pada kuartal berjalan di tengah pasokan tambahan yang terbatas menyebabkan tingkat penjualan pasar meningkat menjadi 91,6 persen atau 0,52 poin.

“Angka ini telah berada di kisaran 91-92 persen selama lima tahun terakhir karena pasar tersebut berhasil menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan,” kata Martin.

Di sisi lain, tambah dia, harga lahan industri tumbuh sebesar 3,1 persen QoQ, menjadi Rp3.048.000 per meter persegi.

“Para pemilik properti semakin yakin untuk menaikkan harga penawaran mereka karena menerima permintaan yang signifikan, namun, kenaikan tersebut mungkin tidak terjadi setiap kuartal hingga akhir tahun ini,” ujar Martin.

 

Prospek 2025

Sementara itu, ketegangan geopolitik dan tarif impor Amerika Serikat dianggap sebagai tantangan eksternal utama yang dapat berdampak pada perekonomian Indonesia, terutama di sektor ekspor-impor yang bergantung pada produk padat karya seperti alas kaki, tekstil, elektronik, dan beberapa lainnya.

Ada juga kemungkinan bahwa pemerintah akan mengoreksi pertumbuhan ekonomi menjadi berkisar 4,7-5,0 persen untuk tahun 2025.

Baca juga: Kota Deltamas Alokasikan 300 Hektare untuk Kawasan Data Center Park

Industri-industri yang diantisipasi seperti otomotif (suku cadang, baterai kendaraan listrik), barang konsumsi, pusat data, makanan dan minuman, kimia, dan logistik akan terus memainkan peran kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Dari segi asal, Tiongkok sedang memainkan langkah maju dalam investasi otomotif, terutama di industri kendaraan listrik. Pasar mungkin mengantisipasi permintaan dari pusat data,” terang Martin.

Dia menambahkan, peluang besar untuk akuisisi lahan akan bergantung pada wilayah yang lebih jauh ke arah timur seperti Karawang, Purwakarta, dan Subang.

Beberapa pemilik lahan sedang menjajaki area-area ini untuk mengamankan harga lahan yang kompetitif dalam bentuk lahan bekas tambang (brownfield) atau lahan bekas tambang (greenfield), yang didukung oleh ketersediaan tenaga kerja yang melimpah.

Baca juga: Permintaan Lahan untuk Data Center, Puradelta: Masih Tinggi

Martin pernah mengatakan, investasi asing di Jakarta hingga Jawa Tengah cenderung didominasi oleh Singapura, Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang, dengan konsentrasi di sektor data center, otomotif, tekstil, dan manufaktur.

 

(*)

Exit mobile version