Site icon Landbank.co.id

Sektor Industri Sumbang 93,7 Persen Terhadap Puradelta Lestari

PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), pengembang kawasan industri terpadu modern Kota Deltamas, Jawa Barat, mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp508 miliar pada kuartal pertama 2025/foto: ist

Jakarta, landbank.co.id — PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), pengembang kawasan industri terpadu modern Kota Deltamas, Jawa Barat, mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp508 miliar pada kuartal pertama 2025.

Pendapatan PT Puradelta Lestari Tbk yang mengusung kode saham DMAS itu turun sekitar 7,5 persen bila dibandingkan dengan pendapatan usaha pada periode sama 2024 yang sebesar Rp549 miliar.

Tondy Suwanto, direktur dan sekretaris perusahaan PT Puradelta Lestari Tbk, menjelaskan bahwa segmen industri masih menyumbang kontribusi terbesar.

“Pendapatan usaha dari sektor industri di semester pertama tahun 2025 adalah sebesar Rp475,9 miliar atau sekitar 93,7 persen dari pendapatan usaha,” papar Tondy Suwanto dikutip Jumat, 9 Mei 2025.

“Sektor komersial dan hunian masing-masing menyumbang sebesar Rp15,5 miliar dan Rp8,3 miliar,” tambahnya.

Adapun kontribusi lainnya berasal dari pendapatan usaha hotel dan rental.

Baca juga: Data Kawasan Industri Greater Jakarta, Kuartal I/2025

Pendapatan usaha Perseroan dari sektor industri pada kuartal pertama 2025 ini terutama berasal dari penjualan lahan industri kepada pelanggan industri dari segmen data center dan dari segmen logistik.

“Lebih dari 80 persen pendapatan usaha sektor industri kuartal pertama 2025 ini berasal dari segmen data center,” ujar Tondy Suwanto.

Laba kotor DMAS pada kuartal pertama tahun 2025 ini adalah sebesar Rp362,3 miliar.

“Marjin laba kotor pada kuartal pertama tahun 2025 sekitar 71,3%,” kata Tondy Suwanto.

Laba usaha Perseroan di kuartal pertama tahun 2025 sebesar Rp299,2 miliar dengan marjin laba usaha sekitar 58,9 persen.

Selanjutnya, laba bersih yang dicatatkan oleh Perseroan sebesar Rp355,5 miliar, dengan marjin laba bersih tercatat sekitar 70,0 persen.

Baca juga: Laba Bersih DMAS Tumbuh 10,2 Persen, Raih Rp1,33 Triliun

Dari sisi fundamental, jumlah aset Perseroan per 31 Maret 2025 tercatat Rp8,57 triliun, meningkat sebesar Rp312,8 miliar atau 3,8 persen dibandingkan dengan aset Perseroan per 31 Desember 2024 sebesar Rp8,25 triliun, dimana peningkatan aset terutama disebabkan oleh peningkatan kas dan setara kas.

Posisi kas dan setara kas Perseroan per 31 Maret 2025 adalah sebesar Rp2,12 triliun, meningkat sebesar Rp355,6 miliar atau 20,2 persen dibandingkan posisi kas dan setara kas pada 31 Desember 2024 sebesar Rp1,76 triliun.

Adapun, jumlah liabilitas Perseroan per 31 Maret 2025 tercatat Rp997,2 miliar, menurun Rp43,0 miliar atau 4,1 persen dibandingkan jumlah liabilitas Perseroan per 31 Desember 2024 yaitu sebesar Rp1,04 triliun.

Lalu, jumlah ekuitas (bersih) per 31 Maret 2025 meningkat sekitar 4,9% menjadi Rp7,57 triliun dibandingkan jumlah ekuitas (bersih) per 31 Desember 2024 sebesar Rp7,21 triliun.

Perseroan akan terus melanjutkan pembangunan kawasan Kota Deltamas untuk mewujudkan sebuah kawasan terpadu modern ramah lingkungan dan menjadi pusat aktivitas serta one-stop-living city di area timur Jakarta.

 

Greater Jakarta

Sementara itu, konsultan properti Cushman & Wakefield Indonesia menyatakan bahwa total pasokan lahan industri kumulatif di Greater Jakarta menyentuh 16.674 hektare pada kuartal I/2025.

Baca juga: Ini Pertimbangan DMAS Pilih Target Presales Konservatif Moderat

Jumlah total pasokan lahan industri itu mencuat seiring dengan hadirnya sebuah kawasan industri baru seluas 46 hektare di Purwakarta, Jawa Barat.

“Seiring dengan semakin terbatasnya ketersediaan lahan di wilayah Bekasi dan Karawang, pasokan lahan industri pada masa depan diperkirakan bergeser lebih jauh ke timur dari koridor industri yang sudah terbentuk tersebut,” dilansir riset Cushman & Wakefield Indonesia dikutip Senin, 5 Mei 2025.

Riset Cushman juga menyebutkan bahwa sekitar 99.335 meter persegi (m2) ruang gudang baru telah ditambahkan ke dalam total inventoris, melalui pembangunan gudang modern baru di Karawang.

Hal ini menjadikan total pasokan kumulatif lahan gudang di wilayah tersebut mendekati tingkat yang ada di Bekasi dan Tangerang, serta menunjukkan pertumbuhan berkelanjutan pasar pergudangan di sub-pasar Karawang Purwakarta.

Sementara itu, sebanyak 97,70 hektare transaksi penjualan lahan tercatat pada Januari-Maret 2025, mencerminkan peningkatan sebesar 61,8 persen quarter on quarter (QoQ) dan 51,7 persen YoY.

 

(*)

Exit mobile version