Jakarta, landbank.co.id– Sebanyak 200.300 rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) telah terserap pasar sepanjang Januari-20 Desember 2024.
Rumah subsidi itu memanfaatkan kredit pemilikan rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) yang dikelola oleh Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera).
Mengutip laman BP Tapera, rumah subsidi itu mayoritas diserap oleh kelompok masyarakat berusia 40 tahun ke bawah, persisnya rentang 19-40 tahun.
Kelompok usia 19-40 tahun menyerap sebanyak 179.492 unit atau setara dengan 89,61 persen dari total KPR FLPP yang merangsek pasar tahun 2024.
Selebihnya, yakni sebanyak 20.808 unit atau 10,39 persen adalah kelompok usia di atas 40 tahun.
Masih mengutip laman tersebut, per 20 Desember 2024, nilai KPR FLPP 2024 yang diserap usia 19-40 tahun menyentuh Rp22,04 triliun.
Data itu menunjukan bahwa segmen usia mud aitu menyumbang 89,62 persen terhadap total nilai KPR FLPP yang sekitar Rp24,57 triliun.
Untuk kelompok usia di atas 40 tahun menyerap KPR FLPP senilai Rp2,53 triliun. Porsi kelompok usia ini 10,32 persen.
Sementara itu, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) mentargetkan penyaluran KPR FLPP tahun depan bisa dimulai pada awal tahun 2025.
“Saya berharap Program FLPP segera bisa jalan. Ya, di awal tahun depan,” ujar Menteri PKP Maruarar Sirait dalam keterangan resminya yang diterima landbank.co.id Kamis, 19 Desember 2024.
Menteri PKP juga menyampaikan, adanya penyaluran KPR FLPP itu akan mampu menggerakkan ekonomi khususnya di sektor properti.
Dia menilai program pembiayaan perumahan KPR FLPP sangat diminati pengembang dan mempermudah masyarakat memiliki rumah layak huni.