Narasi Makin Rumit, Karakter Makin Kompleks
Musim kedua membawa penonton ke dalam dinamika yang lebih dalam dan liar, memperkenalkan karakter-karakter unik seperti Thanos (rapper eksentrik diperankan oleh TOP) dan Kang No-eul, seorang penjaga permainan yang merupakan pembelot dari Korea Utara.
Meski tidak semua kritik terhadap musim kedua bernada positif, Hwang tetap teguh pada visi naratifnya.
“Kami tidak fokus pada memperbaiki alur cerita berdasarkan opini publik. Kami ingin memastikan pesannya tersampaikan, tanpa mengorbankan hiburan,” jelas Lee.
Musim ketiga akan menampilkan permainan baru, karakter-karakter mengejutkan, dan plot twist yang semakin kompleks. Tema-tema seperti balas dendam, ambiguitas moral, hingga kehampaan eksistensial akan menjadi poros utama cerita.
“Banyak penonton mengharapkan akhir bahagia. Tapi tidak semua cerita bisa dipaksakan demikian. Kalau terlalu dibuat-buat, justru merusak esensi kisah itu sendiri,” ujar Hwang.
Selain mengalami kesulitan dengan narasi, dalam proses syuting, Lee Jung-jae mengaku mengalami kelelahan fisik dan mental karena dua musim terakhir diproduksi secara beruntun selama lebih dari satu tahun.
Meski demikian, hal itu justru membuatnya mampu lebih mendalami peran Gi-hun di Serial Squid Game.
“Gi-hun adalah pria biasa yang mengalami tekanan luar biasa. Ia berubah dari pecundang menjadi pejuang. Perjalanan transformasi ini sangat menantang sekaligus memikat secara psikologis,” kata Lee.
Meski dihiasi kekerasan ekstrem dan adegan kematian yang mengerikan, Lee berharap penonton tidak sekadar terpukau oleh sadisme visual.
“Setiap karakter memiliki latar belakang yang tragis. Saya harap penonton bisa menangisi kematian mereka, bukan sekadar terhibur,” pungkasnya.
(*)