Samani Villa Pecatu Mengusung Konsep Eco Living

Samani Villa Pecatu, Bali yang dibangun hingga tahap kedua menerapkan eco living dengan 30 persen kawasan hijau/foto: miraland.id

“Kalau nginap di hotel juga harus berbagi misalnya kolam renang dan restoran, sedangkan vila semuanya privat hanya mereka dan keluarganya yang bisa menikmati, makanya kebutuhan vila terus meningkat,” kata Sudarma.

Memilih akomodasi privat mewah dan kawasan hijau akhirnya menjadi nilai tambah karena di masa mendatang para pembeli ini dapat menjual kembali propertinya dengan nilai lebih tinggi.

Bacaan Lainnya

“Jadi wisatawan sekarang ingin membeli sebuah vila bukan hanya untuk rumah mewah, tetapi juga sebuah hunian yang nyaman dan mempunyai prospek ke depan karena nilai investasinya terus naik,” tutur dia.

Selain itu, Sudarma menilai, membangun kawasan hijau di Bali juga bagian dari komitmen pengembang lokal mendukung pemerintah daerah dalam menjaga lingkungan.

Baca juga: Properti Jabodetabek dan Bali Masih Potensial

Dia mencontohkan akomodasi privat yang dibangun Miraland, dimana di vila desain moderen tropis yang dibangun di Kawasan Pecatu itu sukses penjualannya hingga unitnya akan ditambah 10 lagi.

Tiap unit berlantai dua dengan sekitar tiga kamar dan kolam renang pribadi itu berhasil laku di kisaran harga Rp2 miliar, atau dapat disewa Rp357 juta per tahun.

Pembeli huniannya didominasi wisatawan domestik asal Jakarta dan Bandung, atau disewa wisatawan mancanegara, bahkan untuk memastikan siapa saja punya kesempatan memiliki hunian di kawasan hijau bebas banjir di daerah pariwisata ini ia membuka KPR.

 

(*)

Pos terkait