Jakarta, landbank.co.id – Pembangunan rumah susun (Rusun) Tenaga Pendidik Universitas Gadjah Mada (UGM) atau Rusun UGM, Yogyakarta telah mencapai 74,04%.
Rusun UGM yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) itu diperkirakan dapat rampung akhir 2023.
Terkait Rusun UGM, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, mengatakan, hal yang perlu diperhatikan ke depan adalah memperbanyak vegetasi yang cepat besar dan rindang pada lanskap sederhana sehingga menarik dan terwujudnya hunian yang asri dan nyaman.
“Saya memberikan penilaian lebih dari 8 terhadap hasil pembangunan rumah susun tersebut yang saat ini sudah mencapai progres 74,04 persen di lapangan. Jaga kualitas, kebersihan dan kerapian serta tata lanskapnya agar tetap sederhana tapi menarik,” kata Menteri PUPR dalam siaran pers yang dilihat landbank.co.id, Sabtu, 5 Agustus 2023.
Pernyataan Basuki Hadimuljono dilontarkan ketika meninjau Rusun UGM, Kamis, 3 Agustus 2023.
Terkait Bangunan Gedung Hijau (BGH) pada Rumah Susun Tenaga Pendidik UGM, ujar Basuki, dari hasil assessment telah disetujui Tim assesor mendapat Peringkat Madya sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau.
Ke depan, Kementerian PUPR juga perlu melakukan alih pengetahuan pengelolaan Rumah Susun kepada Tim Pengelola Rumah Susun Tenaga Pendidik UGM agar dapat dirawat, dipelihara dan dimanfaatkan dengan baik.
“Untuk Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), pihak kontraktor pelaksana tetap menerapkan dan menjaga dengan baik sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3),” kata Menteri PUPR.
Rusun UGM dibangun untuk mendukung kinerja tenaga pendidik Universitas Gadjah Mada dengan hunian tipe 36 khusus sebanyak 88 unit dan terdiri atas enam lantai. Pembangunannya dimulai pada 7 Desember 2022, diperkirakan selesai pada 2 Oktober 2023.
Manajemen konstruksi rusun tersebut melibatkan PT Elsada Servo Cons – PT Manggalakarya Bangun Sarana KSO, sedangkan selaku kontraktor adalah PT Abadi Prima Inti Karya.
(*)