Jakarta, landbank.co.id – Mata uang rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis pagi, 23 Juli 2025, seiring meredanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap ketidakpastian global.
Berdasarkan data perdagangan di pasar spot, rupiah naik 42 poin atau 0,26 persen ke level Rp16.261 per dolar AS, dibanding penutupan sebelumnya di posisi Rp16.303 per dolar AS.
Penguatan ini menjadi angin segar bagi pasar keuangan domestik, di tengah dinamika global yang masih dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga The Fed dan ketegangan geopolitik yang berkelanjutan.
Analis pasar keuangan menilai, penguatan rupiah dipicu oleh kombinasi beberapa faktor, termasuk melemahnya indeks dolar AS secara global serta ekspektasi bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan kebijakan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur pekan ini.
“Rupiah mendapat dukungan dari masuknya arus modal asing ke pasar obligasi dan saham domestik. Selain itu, dolar AS yang sedang mengalami koreksi teknikal turut membantu penguatan rupiah pagi ini,” ujar Ekonom dari Bank Permata, dikutip Kamis, 24 Juli 2025.
Selain itu, investor global disebut tengah mencermati rilis data ekonomi Amerika Serikat dan perkembangan hubungan dagang antara AS dan mitra strategisnya, yang turut mempengaruhi arah pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, termasuk rupiah.
Meski menguat pagi ini, para analis memperingatkan bahwa rupiah masih berisiko mengalami volatilitas, terutama jika data-data ekonomi AS menunjukkan hasil yang lebih kuat dari ekspektasi. Hal tersebut dapat kembali meningkatkan daya tarik aset dolar dan menekan mata uang negara berkembang.
Sejauh ini, Bank Indonesia tetap menjaga stabilitas nilai tukar melalui intervensi di pasar valas dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Strategi ini menjadi bagian dari bauran kebijakan untuk meredam gejolak eksternal.
(*)