Jakarta, landbank.co.id– Kelompok masyarakat berpendapatan di bawah Rp4 juta per bulan mendominasi penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) periode Januari-Maret 2025.
Dalam rentang waktu itu, mengutip data Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), sekitar 31,69 persen dari total unit yang dibiayai KPR FLPP diserap oleh masyarakat berpenghasilan di bawah Rp4 juta.
KPR FLPP yang hadir untuk membiayai rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dalam tiga bulan pertama 2025, menjangkau 53.873 penerima manfaat.
Dari sisi nilai, KPR FLPP yang menggerojok pasar pada kuartal pertama 2025 mencapai sekitar Rp6,66 triliun, merangsek 364 kota di Indonesia.
Baca juga: Karyawan Swasta Serap KPR FLPP Rp5,14 Triliun
Kelompok masyarakat berpenghasilan di bawah Rp4 juta per bulan menyerap sebanyak 17.074 unit senilai Rp2,08 triliun.
Mereka yang punya income berkisar Rp4-5 juta menjadi kelompok kedua yang paling getol menyerap rumah subsidi, yakni sebanyak 15.426 unit dengan nilai Rp1,91 triliun.
Sementara itu, mereka yang berpenghasilan di atas Rp6 juta menyerap sekitar Rp1,37 triliun setara dengan membiayai 11.015 rumah subsidi.
Sementara itu, mayoritas pembeli rumah subsidi lewat skema KPR FLPP memilih cicilan di bawah Rp1,5 juta per bulan.
Mengutip data BP Tapera, pada kuartal pertama 2025, sebanyak 47.454 MBR penerima manfaat KPR FLPP memilih angsuran di rentang Rp1 juta hingga Rp1,5 juta.
Baca juga: Mayoritas Pembeli Rumah Subsidi Pilih Angsuran di Bawah Rp1,5 Juta
Kelompok penerima manfaat itu setara dengan 88,08 persen dari total penyaluran KPR FLPP sepanjang Januari-Maret 2025 yang menyentuh 53.873 rumah subsidi.
Besaran angsuran yang menjadi favorit kedua adalah di rentang Rp1,5 juta hingga Rp2 juta, yakni sebesar 10,44 persen dari total penyaluran KPR FLPP per akhir Maret 2025.
Dalam periode kuartal pertama 2025, mereka yang memilih cicilan di atas Rp2 juta per bulan jumlahnya kurang dari 1 persen, persisnya 0,47 persen.
Sementara itu, sepanjang tiga bulan pertama 2025, nilai KPR FLPP yang digelontorkan mencapai Rp6,66 triliun, jauh lebih tinggi dbiandingkan periode sama 2024.
Maklum, per akhir Maret 2024, penyaluran KPR FLPP tercatat baru di angka Rp504,10 miliar untuk membiayai 4.229 rumah subsidi.
Mengutip laman BP Tapera, syarat untuk mendapatkan fasilitas subsidi KPR FLPP, dari segi penghasilan adalah maksimal Rp8 juta per bulan.
“Syarat penerima KPR FLPP memiliki penghasilan tetap atau tidak tetap yang tidak melebihi batas penghasilan paling tinggi sebesar Rp 8 juta per bulan, merujuk keputusan Menteri PUPR No 242/KPTS/M/2020,” dilansir laman BP Tapera.
Baca juga: Kuartal Pertama 2025, Milenial Dominasi KPR FLPP
Persyaratan lain adalah mencakup berkewarganegaraan Indonesia dan belum pernah menerima subsidi atau bantuan pembiayaan perumahan dari pemerintah berupa KPR atau kredit/pembiayaan pembangunan rumah swadaya.
Lalu, orang atau perseorangan yang berstatus tidak kawin atau pasangan suami istri serta tidak memiliki rumah.
(*)