Temuan itu mencuat dari hasil monev di dua perumahan subsidi FLPP, yaitu Griya Bintang Mulia milik PT Kesuma Maju Sejahtera dan Bumi Langgeng Sejahtera 1 milik PT Cipta Kreasindo Mandiri.
Kedua pengembang tersebut merupakan anggota Asosiasi Realestat Indonesia (REI).
Seperti sebelumnya, kegiatan monev kali ini tidak hanya memeriksa tingkat keterhunian rumah FLPP tetapi juga memberikan edukasi cara pelaporan keterhunian rumah FLPP secara mandiri melalui sistem aplikasi akuHUNI.
Lalu, uji coba fitur MBR Rating yang digunakan MBR untuk menilai manajemen pengembang, bank penyalur, dan rumah yang diperoleh MBR dari KPR Sejahtera FLPP.
Kegiatan kali ini berkolaborasi dengan PT Bank Mandiri Tbk sebagai salah satu bank penyalur FLPP dan Pembiayaan Tapera.
Hasil monitoring menunjukkan seluruh unit rumah di perumahan tersebut telah dihuni oleh MBR sesuai regulasi. Dari 16 rumah FLPP yang masuk sampling, di pagi hari terakhir pelaksanaan Monev di Sumatera Selatan, semuanya dinyatakan 100 persen telah dihuni sesuai aturan yang berlaku.
Baca juga: BP Tapera Beberkan Pemicu Lonjakan KPR FLPP
Rangkaian kegiatan Monev di Sumatera Selatan ini diharapkan tidak hanya memastikan program FLPP tepat sasaran, tetapi juga mendorong penguatan sistem pengawasan, transparansi, serta peningkatan kualitas rumah subsidi pada masa mendatang.
Sebelumnya, BP Tapera melakukan monev terhadap penyaluran KPR FLPP di Sulawesi Selatan.
Dari hasil pantauan langsung ke enam proyek rumah subsidi yang mendapat KPR FLPP ditemukan sejumlah fakta.
Misal, di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan hasil evaluasi penyaluran KPR FLPP menunjukkan bahwa dari total 39 rumah yang dipantau terkait keterhunian, seluruhnya atau 100 persen telah dihuni sesuai ketentuan yang berlaku.
Baca juga: KPR FLPP Semester Pertama 2025, BTN “Ngamuk”
Namun, mengutip laman BP Tapera, dari 10 rumah yang dipantau terkait kesiapan huni pascaakad, hanya dua rumah yang dinyatakan siap huni, menunjukkan masih perlunya peningkatan dari sisi kesiapan unit oleh pihak pengembang.
(*)