Pencapaian ini menempatkan PTPP pada posisi 41 persen dari target akhir tahun 2025, menunjukkan kinerja yang konsisten dan terukur dalam mengamankan portofolio proyek strategis.
Berdasarkan sumber pendanaan, komposisi perolehan kontrak baru PTPP terdiri atas 42,5 persen proyek swasta, 38,9 persen proyek badan usaha milik negara (BUMN), dan 18,6 persen proyek pemerintah.
Dari sisi segmentasi, kontribusi terbesar berasal dari Pertambangan 24,4 persen, Gedung 21,3 persen, Pelabuhan 19,8 persen, Jalan dan Jembatan 19,3 persen, serta Minyak dan Gas 6,9 persen.
Selain itu, Irigasi 3 persen, Bendungan 2,3 persen, Bandara 1,8 persen, dan Industri 1,1 persen.
Salah satu pencapaian penting dalam periode ini adalah perolehan Proyek ITACHA 2 – Hauling Road senilai Rp1,93 triliun di sektor pertambangan.
Proyek berskala besar ini menjadi pendorong utama lonjakan kontrak baru dan memperkuat posisi PTPP di sektor pendanaan swasta.
Baca juga: PTPP Rampungkan Stasiun Tanah Abang, Nilai Rp309 Miliar
Sementara itu, Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menegaskan bahwa pencapaian ini bukan hanya angka, tetapi cerminan dari kepercayaan pemilik proyek terhadap kualitas dan kapabilitas PTPP.
Dia mengatakan, kenaikan signifikan pada Juli 2025 membuktikan kemampuan PTPP untuk menangkap peluang di berbagai sektor, terutama di infrastruktur pertambangan yang menjadi salah satu motor pertumbuhan BUMN tersebut.
“Ke depan, kami akan terus mengoptimalkan perolehan proyek baru, mempercepat eksekusi, dan menjaga kualitas hasil kerja dengan prinsip zero accident serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG),” ujar Joko dikutip Rabu, 13 Agustus 2025.
Manajemen PTPP melihat prospek pasar konstruksi nasional tetap terbuka lebar.
Baca juga: PTPP Bangun RSUD Rp141,06 Miliar di Lampung
Perusahaan akan memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat portofolio proyek bernilai tambah tinggi, meningkatkan efisiensi, dan menghadirkan inovasi sebagai pembeda di industri.
PTPP yang merupakan perusahaan konstruksi dan investasi nasional di bawah naungan Danantara Indonesia berdiri sejak tahun 1953.
(*)