Site icon Landbank.co.id

Proyek Gedung Sumbang 21 Persen Kontrak Baru PTPP

PT PP (Persero) Tbk (PTPP), perusahaan konstruksi dan investasi nasional di bawah naungan Danantara Indonesia membukukan peningkatan kontrak baru 26 persen/foto: capture ptpp

Jakarta, landbank.co.id– PT PP (Persero) Tbk (PTPP), perusahaan konstruksi dan investasi nasional di bawah naungan Danantara Indonesia membukukan peningkatan kontrak baru 26 persen.

Hingga Juli 2025, emiten konstruksi berkode saham PTPP ini berhasil meraih nilai kontrak baru sebesar Rp11,79 triliun, meningkat 26 persen atau setara Rp2,42 triliun dibandingkan capaian Juni 2025.

Pencapaian ini menempatkan PTPP pada posisi 41 persen dari target akhir tahun 2025, menunjukkan kinerja yang konsisten dan terukur dalam mengamankan portofolio proyek strategis.

Berdasarkan sumber pendanaan, komposisi perolehan kontrak baru PTPP terdiri atas 42,5 persen proyek swasta, 38,9 persen proyek badan usaha milik negara (BUMN), dan 18,6 persen proyek pemerintah.

Dari sisi segmentasi, kontribusi terbesar berasal dari Pertambangan 24,4 persen, Gedung 21,3 persen, Pelabuhan 19,8 persen, Jalan dan Jembatan 19,3 persen, serta Minyak dan Gas 6,9 persen.

Selain itu, Irigasi 3 persen, Bendungan 2,3 persen, Bandara 1,8 persen, dan Industri 1,1 persen.

Baca juga: PTPP Beberkan Strategi Konstruksi Efektif dan Tepat Waktu

Salah satu pencapaian penting dalam periode ini adalah perolehan Proyek ITACHA 2 – Hauling Road senilai Rp1,93 triliun di sektor pertambangan.

Proyek berskala besar ini menjadi pendorong utama lonjakan kontrak baru dan memperkuat posisi PTPP di sektor pendanaan swasta.

Sementara itu, Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menegaskan bahwa pencapaian ini bukan hanya angka, tetapi cerminan dari kepercayaan pemilik proyek terhadap kualitas dan kapabilitas PTPP.

Dia mengatakan, kenaikan signifikan pada Juli 2025 membuktikan kemampuan PTPP untuk menangkap peluang di berbagai sektor, terutama di infrastruktur pertambangan yang menjadi salah satu motor pertumbuhan BUMN tersebut.

Baca juga: Pembangunan Gedung INN Senilai Rp1 Triliun Rampung, PTPP: Dirancang Terintegrasi

“Ke depan, kami akan terus mengoptimalkan perolehan proyek baru, mempercepat eksekusi, dan menjaga kualitas hasil kerja dengan prinsip zero accident serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG),” ujar Joko dikutip Rabu, 13 Agustus 2025.

Manajemen PTPP melihat prospek pasar konstruksi nasional tetap terbuka lebar.

Perusahaan akan memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat portofolio proyek bernilai tambah tinggi, meningkatkan efisiensi, dan menghadirkan inovasi sebagai pembeda di industri.

Melalui kinerja positif ini, PTPP tidak hanya mengukuhkan perannya sebagai pelaku utama pembangunan infrastruktur, tetapi juga sebagai mitra terpercaya bagi investor, pemilik proyek, dan masyarakat.

Dengan rekam jejak yang solid, PTPP optimis dapat menutup tahun 2025 dengan capaian yang optimal, sekaligus memberikan kontribusi positif bagi seluruh pemangku kepentingan.

 

Proyek Rumah Sakit

Sementara itu, PTPP telah merampungkan proyek pembangunan Bali International Hospital (BIH), Sanur, Bali.

Menurut manajemen PT PP (Persero) Tbk, rumah sakit bertaraf internasional pertama di Indonesia ini dibangun dengan nilai kontrak sebesar Rp998,3 miliar (tidak termasuk PPN).

Baca juga: PTPP Bangun RSUD Rp141,06 Miliar di Lampung

Presiden Prabowo Subianto saat meresmikan Bali International Hospital, Rabu, 25 Juni 2025 menyatakan kekagumannya terhadap rumah sakit canggih dan berkelas dunia ini.

“Bali International Hospital luar biasa. Waktu saya masuk saya kira hotel. Memang Rumah Sakit nuansa hotel. Indonesia adalah negara besar yang berkemajuan, yang dinamis, kita harus punya fasilitas yang terbaik sehingga kita juga bisa jadi pusat, kita bisa terima pasien-pasien di sekitar kawasan kita, kawasan Asia Tenggara, kawasan Pasifik dan sebagainya,” ujar Prabowo Subianto dikutip Jumat, 27 Juni  2025.

Berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan Sanur atau KEK Kesehatan Sanur yang merupakan pertama dan satu-satunya di Indonesia, BIH menjadi symbol transformasi sektor kesehatan nasional menuju daya saing global.

Proyek ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap layanan kesehatan di luar negeri, sekaligus mencegah potensi hilangnya devisa negara yang mencapai triliunan rupiah setiap tahunnya.

(*)

Exit mobile version