Jakarta, landbank.co.id– PT PP Properti Tbk (PPRO) mengundang para pemegang sahamnya untuk berkumpul di Plaza PP, Jakarta, Rabu, 21 Mei 2025.
Mengutip pengumuman PT PP Properti Tbk, emiten berkode saham PPRO ini mengagendakan lima mata acara dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tersebut.
Mata acara pertama RUPST PT PP Properti Tbk itu adalah Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan, serta Persetujuan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun Buku 2024 sekaligus Pelunasan dan Pembebasan Tanggung Jawab Sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi atas Tindakan Pengurusan Perseroan dan Dewan Komisaris atas Keputusan pengawasan Perseroan yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2024.
Kedua, Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku 2024.
Baca juga: PPRO Mencatat Peningkatan Penjualan Hunian
Lalu, mata acara ketiga, Penetapan Remunerasi (Gaji/Honorarium, Fasilitas dan Tunjangan) untuk Tahun Buku 2025 bagi Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.
Kemudian, agenda keempat, Penetapan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk Mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan Tahun Buku 2025.
Mata acara kelima atau terakhir, Persetujuan Perubahan Susunan Pengurus Perseroan.
Hunian Meningkat
Sementara itu, PPRO mencatat peningkatan penjualan hunian pada 2024, baik produk rumah maupun apartemen.
Khusus untuk rumah atau rumah tapak (landed house), PP Properti bahkan mencatat pertumbuhan cukup signifikan.
Pada 2024, penjualan rumah PP Properti melejit menjadi Rp34,40 miliar dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang baru sebesar Rp8,76 miliar.
Mengutip laporan keuangan PPRO ini terlihat bahwa penjualan apartemen tumbuh dari Rp210,44 miliar pada 2023, menjadi Rp245,72 miliar setahun kemudian.
Sekalipun mampu mendorong penjualan hunian, anak usaha PT PP Tbk ini belum mampu melampaui penjualan total tahun 2023.
Pada 2024, total penjualan PPRO tercatat Rp458,50 miliar, lebih rendah dibandingkan setahun sebelumnya yang bertengger di posisi Rp983,51 miliar.
Perbedaan signifikan itu disebabkan oleh tidak adanya penjualan tanah pada 2024, sedangkan tahun 2023, PPRO membukukan penjualan tanah Rp563,57 miliar.
Tahun 2024, PPRO mampu mengurangi kerugian. Masih mengutip laporan keuangan Perseroan, pada 2023, PPRO rugi Rp1,27 triliun, sedangkan tahun 2024 kerugian berkurang menjadi Rp1,08 triliun.
Baca juga: Begini Peringkat Obligasi PPRO Terkini
Sementara itu, aset PPRO turun dari Rp19,69 triliun pada 2023 menjadi Rp19,24 triliun setahun kemudian.
Hal serupa di lini liabilitas. Tahun 2024, liabilitas PPRO turun menjadi Rp16,04 triliun dari semula Rp16,40 triliun.
Penyusutan ekuitas juga terjadi pada 2024, yakni dari semula Rp3,28 triliun menjadi Rp2,19 triliun.
(*)