Jakarta, landbank.co.id– Pendapatan PT PP Properti Tbk (PPRO) turun sekitar 25 persen pada semester pertama 2025 disandingkan dengan periode sama 2024.
Laporan keuangan PT PP Properti Tbk memerlihatkan bahwa emiten berkode saham PPRO ini membukukan pendapatan Rp142,24 miiar sepanjang enam bulan pertama 2025.
Sebaliknya, pada semester pertama 2024, pendapatan PT PP Properti Tbk masih bertengger di level Rp189,81 miliar.
Sepanjang Januari-Juni 2025, pendapatan utama PP Properti berasal dari penjualan apartemen, yakni sebesar Rp72,08 miliar atau sekitar 51 persen dari total pendapatan.
Lalu, dua penyumbang terbesar lainnya berasal dari bisnis hotel Rp40,32 miliar (28 persen) dan penjualan perumahan Rp15,15 miliar (11 persen).
Di sisi lain, sekalipun pendapatan usaha menurun, PP Properti berhasil membalikan keadaan di bottom line dengan membungkus laba bersih.
Baca juga: Homologasi Tercapai, Manajemen PPRO Kian Optimistis
Hal itu tidak terlepas dari adanya peningkatan penghasilan lain-lain sebesar Rp176,37 miliar dan mampu menekan beban keuangan dari Rp463,58 miliar menjadi Rp104,82 miliar, PPRO mampu mencetak laba bersih.
Per akhir Juni 2025, laba bersih PPRO tercatat sebesar Rp47,18 miliar, sebaliknya, pada semester pertama 2024 masih merugi Rp459,57 miliar.
Sementara itu, jumlah aset PPRO per akhir Juni 2025 tercatat senilai Rp17,88 triliun, sedangkan pada akhir Desember 2024 sebesar Rp18,24 triliun.
Anak usaha PT PP (Persero) Tbk ini berhasil memangkas liabilitas pada semester pertama 2025 dibandingkan per akhir 2024, yakni dari Rp16,04 triliun menjadi Rp8,01 triliun.
Baca juga: PPRO Mencatat Peningkatan Penjualan Hunian
Ekuitas PPRO melambung dari Rp2,19 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp9,86 triliun pada semester pertama 2025.
Per akhir Juni 2025, pemegang saham PP Properti terdiri atas PT PP (Persero) Tbk sebesar 64,96 persen, masyarakat 34,97 persen, dan Yayasan Kesejahteraan Karyawan PT Pembangunan Perumahan (YKKPP) 0,07 persen.
Strategi 2025
Manajemen PP Properti pernah mengatakan bahwa untuk tahun 2025 Perseroan masih berfokus untuk perbaikan dari sisi internal dimana Perseroan akan membentuk tim pengendali penyehatan keuangan dan juga optimalisasi aset yang dimiliki.