Selain peluncuran platform, PP PBSI juga mengadakan pengukuran pertama kondisi atlet di Pelatnas sebagai baseline pengembangan database ke depan.
Atlet yang berada di Pelatnas menjalani serangkaian tes, termasuk pengukuran profil medis, antropometri, kebutuhan nutrisi, kebugaran, dan tingkat kelelahan, serta aspek fisioterapis untuk mencatat riwayat cedera, ruang gerak sendi, otot, dan kontraksi maksimal otot.
Koordinator Tim Pendukung PBSI, Nanang Kusuma, menambahkan bahwa pemanfaatan sport science sangat penting untuk memastikan bahwa program latihan dan intervensi lainnya lebih terukur dan terdata.
“Dengan platform ini, semua data dan informasi terintegrasi dalam satu tempat, sehingga perencanaan latihan dapat lebih akurat,” kata Nanang.
Dalam tahap berikutnya, platform ini juga akan mencakup screening psikologis untuk latihan mental, serta screening performa teknik untuk mendeteksi kesalahan teknis secara kuantitatif.
Selain itu, pematangan software untuk menentukan strategi yang dipersiapkan menghadapi setiap pertandingan juga akan dilakukan dengan menggunakan algoritma kecerdasan buatan.
Nanang menambahkan, tahap rintisan platform ini menghasilkan integrated athlete monitoring system yang memantau training load dan performance recording secara harian, mingguan, dan bulanan.
Dengan adanya sistem ini, diharapkan atlet dapat menjalani program pelatihan yang lebih terstruktur dan terarah, sehingga dapat mencapai performa terbaik di berbagai ajang internasional, termasuk Olimpiade Paris 2024.
(*)