Site icon Landbank.co.id

Potensi Pasar Besar, Penerapan ESG Jadi Keharusan

Potret Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Perencanaan (IAP), Ardiadi Dimastanto (kiri) bersama Chief Marketing Officer (CMO) Elevee Condomium, Alvin Andronicus (kanan), dalam acara Elevee Media Talk yang diadakan di Alam Sutera, Tangerang pada Rabu, 24 Juli 2024./Foto: landbank.co.id.

Jakarta, landbank.co.id – Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan, sosial, dan tata Kelola Environmental Social Governance atau ESG saat ini menjadi nilai penting untuk performa bisnis properti.

Dengan begitu, kini ESG digunakan sebagai indikator pelaporan aktivitas nofinansial dari suatu produk yang diinvestasikan (pengembangan properti).

Dalam beberapa tahun terakhir, penerapan ESG sudah menjadi fokus pengembang properti di Tanah Air seiring dengan tren konsumen yang mengarah kepada produk berkelanjutan.

Menurut Ariadi Dimastanto, sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia pasar terbesar dan potensial dalam sebuah proyek properti adalah Gen Z dan Milenial.

Segmen ini, kata dia, sangat tertarik dan peduli terhadap produk properti yang mengedepankan keberlanjutan.

“Mereka cukup detail dalam melihat fasilitas-fasilitas yang ada di sekitar proyek properti seperti ruang terbuka hijau, ruang interaksi, sarana olahraga untuk (jogging) dan lainnya. Pengembang properti  saat ini sudah sangat (concern) dengan apa yang diinginkan masyarakat terkait kebutuhan tempat tinggal yang berkelanjutan,” tegas Ariadi Dimastanto dalam acara Elevee Media Talk yang diadakan di Alam Sutera, Tangerang pada Rabu, 24 Juli 2024.

Ardiadi menambahkan, saat ini penerapan prinsip ESG bermanfaat untuk nilai investasi

“Dalam pengembangan properti berprinsip ESG, selain memberikan kelestarian lingkungan dan tata kelola yang baik, juga memberikan manfaat ekonomi,” tuturnya.

Sementara itu, Chief Marketing Officer (CMO) Elevee Condomium, Alvin Andronicus mengatakan, pihaknya menerapkan prinsip ESG tidak sebatas slogan.

“Seperti pengurangan biaya operasional, penghematan penggunaan energi listrik, hingga peningkatan kesehatan dan produktivitas penghuni,” jelasnya.

Potret tampak atas Alam Sutera./Foto: Dok. Alam Sutera.

Dia mencontohkan, di Elevee Condominium setiap unitnya memakai jendela double glass yang mampu mereduksi sinar matahari memasuki ruangan sehingga mengurangi pemakaian AC.

“Elevee juga memiliki fasilitas forest park seluas 4 hektare untuk berbagai aktivitas. Selain itu, Elevee yang merupakan bagian dari Alam Sutera sudah menerapkan konsep yang bersentuhan dengan lingkungan. Seperti adanya kawasan green tunnel hingga (management traffic) agar menciptakan suasana yang nyaman bagi penghuni,” tutur Alvin.

Ardiadi mengakui bahwa pengembangan properti skala kota yang menerapkan prinsip ESG membutuhkan dana yang tak sedikit. Namun, ia mengakui prinsip ini akan berdampak pada penjualan pengembang dan bermanfaat untuk konsumen.

“Seperti Alam Sutera sudah sangat advance dalam pengembangannya, dan ini perlu pendanaan besar dalam pengembangannya. Dan sekali lagi saya tegaskan ujungnya selain konsep (suistainble development) yang dikembangkannya, konsumen pun diuntungkan karena nilai properti akan terus naik,” tegasnya.

Dia juga menambahkan, saat ini, masih perlu disosialisasikan tentang penerapan prinsip ESG di kalangan pengembang properti.

(*)

Exit mobile version