Sementara itu, penyumbang terbesar alias yang menempati peringkat pertama dalam periode waktu tersebut adalah Realestat Indonesia (REI).
Sekalipun di peringkat pertama, sepanjang periode tersebut porsi REI terus menurun.
Asosiasi yang berdiri pada 11 Februari 1972 itu pada 2022, porsinya masih sebesar 74,68 persen dari total unit yang diguyur KPR FLPP.
Tahun 2023, porsinya turun menjadi 43,95 persen. Begitu juga pada 2024, yakni ke level 43,88 persen.
Untuk rentang Januari hingga awal Oktober 2025, kontiribusi REI tercatat sebesar 41,84 persen dari 22 perkumpulan pengembang yang menyerap KPR FLPP.
Saat ini, KPR FLPP merupakan bagian dari Program Tiga Juta Rumah yang digulirkan oleh pemerintah.
Baca juga: Apersi: Punya Rumah, Martabat Meningkat
Penyaluran KPR FLPP berada di bawah naungan BP Tapera dan disalurkan oleh mitra, yakni para bank penyalur yang mencakup bank swasta nasional, bank Pembangunan daerah (BPD), dan bank milik negara alias badan usaha milik negara (BUMN).
“Program Tiga Juta Rumah untuk rakyat diberikan melalui berbagai skema, antara lain Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP),” papar Presiden Prabowo Subianto dalam pidato di hadapan anggota DPR dan MPR di Jakarta, Jumat, 15 Agustus 2025.
Selain FLPP, jelas Presiden Prabowo, pemerintah juga menggulirkan dukungan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di desa, kota, dan pesisir.
Terpisah, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyatakan bahwa kuota FLPP pada 2025 ditingkatkan, yakni dari semula rencana 220 ribu unit menjadi 350 ribu unit.
Baca juga: Daftar Asosiasi Perumahan Penyerap KPR FLPP Terbesar 2025
DPP REI sebagai penyalur KPR FLPP terbesar di Indonesia mengaku konsisten mendukung Program Tiga Juta Rumah.
“Selama ini REI telah berjuang bersama pemerintah dalam membangun hunian layak huni,” ujar Joko Suranto, ketua umum DPP REI dilansir laman REI.
(*)