Peta Bisnis Hotel Jakarta dan Bali 2025

Pelaku bisnis hotel berharap paruh kedua tahun 2025 akan menghadirkan kondisi yang lebih mendukung, termasuk kemungkinan adanya insentif pemerintah atau pelonggaran regulasi/foto: archipelago

Jakarta, landbank.co.id– Paruh pertama tahun 2025 menjadi periode yang cukup menantang bagi para pelaku bisnis hotel di Jakarta.

Kombinasi faktor domestik dan internasional memberi tekanan pada kinerja pasar bisnis hotel.

Bacaan Lainnya

Hilangnya permintaan dari segmen pemerintah membuat banyak pelaku bisnis hotel mengalihkan fokus ke pasar korporasi, yang kini semakin terfragmentasi dan kompetitif.

Meskipun kinerja pada kuartal pertama 2025 menunjukan perbaikan bila dibandingkan dengan kuartal pertama, jika dibandingan dengan periode yang sama tahun 2024 masih terlihat sedikit penurunan.

Segmen korporasi dan Free Independent Traveler (FIT) memang mencatat pertumbuhan, namun belum cukup untuk menutup hampir hilangnya permintaan dari segmen pemerintahan.

Ferry Salanto, head of Research Colleirs Indonesia, mengatakan, kinerja hotel di Jakarta menunjukkan peningkatan dari kuartal pertama ke kuartal kedua, seiring dengan meningkatnya aktivitas bisnis.

Baca juga: Menpar Widiyanti Buka-bukaan Soal Okupansi Hotel dan Kunjungan Wisman

“Namun, tren positif ini belum bisa dianggap sebagai tanda pemulihan penuh sektor perhotelan, karena penurunan signifikan pada permintaan dari segmen pemerintah masih membebani pasar—menyisakan celah yang belum sepenuhnya dapat ditutup oleh segmen korporasi swasta,” kata dia dikutip Jumat, 12 September 2025.

Dalam pantauan Colliers Indonesia, para pelaku bisnis hotel di Jakarta tetap optimistis menghadapi paruh kedua 2025, dengan harapan adanya pelonggaran regulasi atau insentif pemerintah yang dapat membantu mendorong permintaan. Pemulihan bertahap di segmen korporasi juga diperkirakan terjadi.

Untuk sementara, dilansir riset Colliers Indonesia, sangat penting bagi pelaku hotel untuk secara proaktif menjajaki pasar baru dan menerapkan strategi adaptif guna mengurangi kekurangan yang dialami pada paruh pertama tahun ini.

Sementara itu, di Bali, sektor hotel mencatat peningkatan signifikan sejak libur Idulfitri pada awal April 2025.

Kegiatan yang dimotori pemerintah, khususnya di tingkat daerah, kembali berjalan dan mendorong peningkatan aktivitas.

Selain itu, rangkaian libur panjang di kuartal kedua 2025 turut menggerakkan wisata domestik.

Baca juga: Okupansi Hotel JSPT Diproyeksi Sentuh 90 Persen

Penambahan rute penerbangan langsung dari pasar utama seperti China dan Australia semakin memperkuat kinerja.

Musim liburan yang dimulai pada Juni, ditambah arus wisatawan dari Australia pada liburan musim dingin, diperkirakan akan meningkatkan kinerja di kuartal kedua 2025.

Pos terkait