Jakarta, landbank.co.id– Pesta Kesenian Bali (PKB) dinilai ikut menggerakan pariwisata dan ekonomi lokal, termasuk tingkat hunian rata-rata hotel atau okupansi hotel yang ada di kawasan bergulirnya kegiatan.
Menurut Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa, selain sebagai ruang ekspresi yang hidup bagi seniman Bali, PKB juga turut memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian masyarakat.
Perputaran ekonomi pada PKB tahun 2024 yang digelar sebulan penuh, memberikan dampak ekonomi mencapai sekitar Rp192,3 miliar bagi Kota Denpasar dan sekitarnya.
Selain itu, okupansi hunian penginapan di sekitar venue kegiatan naik sebesar 2 persen dibandingkan hari-hari normal.
“Jadi ini sangat baik karena langsung dirasakan masyarakat,” kata Wamenpar Ni Luh Puspa dikutip Minggu, 22 Juni 2025.
Pada 2024, mengutip data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (BPS Bali), tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Bali menyentuh angka 62,36 persen.
Baca juga: Okupansi Hotel di Badung Bali Sentuh 80 Persen
TPK tersebut meningkat bila disandingkan dengan torehan tahun 2023 yang masih di level 52,88 persen.
Tahun 2024, Bali memiliki 593 hotel berbintang. Porsi bintang tiga mendominasi, yakni sebanyak 182 hotel atau sekitar 31 persen dari total hotel yang ada tahun itu.
Dari sisi kamar, pada 2024, Bali memilik 61.094 kamar hotel berbintang. Jumlah kamar terbanyak ada di bintang empat, yaitu 21.543 kamar atau sekitar 35 persen dari total kamar.
Kegiatan Budaya
Menurut Wamenpar Ni Luh Puspa, PKB sebagai ruang ekspresi yang hidup bagi seniman Bali, khususnya generasi muda, sekaligus magnet bagi wisatawan dari dalam dan luar negeri.
Baca juga: Mengintip Celah Bisnis Hotel di Bali
“PKB menjadi ruang ekspresi kesenian dan kreativitas orang Bali dan kita lihat banyak sekali anak muda. Ini adalah satu hal yang perlu kita apresiasi,” ujar Wamenpar Ni Luh Puspa saat menghadiri Peed Aya atau pawai budaya sebagai acara pembuka Pesta Kesenian Bali 2025, Sabtu, 21 Juni 2025) di Depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Niti Mandala Denpasar, Bali.
PKB merupakan salah satu event budaya unggulan yang rutin masuk dalam program Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata. Artinya, jadwal penyelenggaraan PKB sudah bisa diantisipasi wisatawan setiap tahun.
“Pesta Kesenian Bali juga masuk dalam Karisma Event Nusantara, (bahkan) setiap tahun masuk dalam KEN. Jadi setiap tahunnya wisatawan sudah bisa mengagendakan di tanggal berapa harus ke Bali untuk bisa menyaksikan Pesta Kesenian Bali,” ujar Wamenpar.
Wamenpar mendorong PKB agar dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain dalam menyelenggarakan event seni budaya.
“Pemerintah pusat, pemerintah daerah, juga masyarakat harus selalu mendukung teman-teman untuk bisa hadir menunjukkan kreativitasnya,” ujar Wamenpar Ni Luh Puspa.
PKB 2025 berlangsung pada 21 Juni hingga 19 Juli 2025 dan melibatkan 20 ribu seniman dengan ratusan sajian seni.
Selain parade budaya, penyelenggaraan PKB 2025 diisi dengan penampilan seniman dari berbagai negara melalui ajang Bali World Culture Celebration (BWCC).
Di sisi lain, Wamenpar Ni Luh Puspa menegaskan bahwa konsep pariwisata berkualitas (quality tourism) menjadi pendekatan efektif untuk membenahi sektor pariwisata agar semakin berdampak positif bagi masyarakat.
Baca juga: Tujuh Hotel Baru akan Merangsek Pasar Bali
“Kita jangan terjebak, karena (pariwisata) berkualitas, bukan berarti kita hanya menyasar segmen tertentu saja. Tetapi bagaimana kita berbenah lebih dalam sehingga wisatawan yang datang bisa mendapatkan pengalaman berwisata yang berkualitas melalui lingkungan yang sehat, tempat yang aman dan nyaman, berhubungan dengan masyarakat lokal dengan baik, serta kemampuan untuk menghormati masyarakat lokal,” ujar Wamenpar Ni Luh Puspa.
Dia menerangkan, quality tourism mencakup makna yang luas. Ini bukan hanya tentang jumlah kunjungan, tetapi bagaimana daya saing destinasi dapat memberikan pengalaman yang unik, bernilai tinggi, dan berkelanjutan bagi wisatawan.
(*)