Site icon Landbank.co.id

Perumahan dan Perkantoran Dapat Guyuran Investasi Rp25 Triliun

Subsektor properti perumahan, kawasan industri, dan perkantoran mendapat kucuran investasi Rp25,29 triliun sepanjang kuartal pertama 2025/foto: landbank.co.id

Jakarta, landbank.co.id– Gabungan subsektor properti perumahan, kawasan industri, dan perkantoran mendapat kucuran investasi Rp25,29 triliun sepanjang kuartal pertama 2025.

Mengutip data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi itu datang dari kocek penanaman modal dalam negeri alias PMDN.

Bila disandingkan dengan tiga bulan pertama 2024, realisasi investasi di subsektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran besutan PMDN itu melonjak sekitar 66 persen.

Dari sisi proyek yang mendapat guyuran investasi tercatat sebanyak 10.656 pada kuartal pertama 2025.

Angka itu terbang sekitar 69 persen, maklum pada periode per akhir Maret 2024 baru sebanyak 6.324 proyek.

Masih mengutip data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, kondisi sebaliknya terjadi dalam aliran penanaman modal asing alias PMA.

Baca juga: 42 Perusahaan Minati IKN, Ada Sektor Properti

Realisasi investasi subsektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran dari PMA justru menurun sekitar 15 persen.

Bila per akhir Maret 2024 masih bertengger di level Rp15,02 triliun, kini, pada triwulan pertama 2025 turun ke posisi Rp12,70 triliun.

Sekalipun dari sisi nilai investasi menurun, namun untuk proyek yang mendapat kucuran dana angkanya menanjak sekitar 70 persen yakni dari 6.208 proyek menjadi 10.542 proyek.

Andai PMDN dan PMA digabung, realisasi investasi di subsektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran periode Januari-Maret 2025 terlihat meningkat sekitar 27 persen dibandingkan periode sama 2024.

Baca juga: Prospek Kawasan Industri Jabodetabek Meyakinkan

Per akhir Maret 2024, realisasi investasi di subsektor tersebut masih bertengger di angka Rp30,21 triliun, sedangkan kini, per akhir Maret 2025 melejit ke level Rp38,00 triliun.

Dari sisi proyek yang menerima aliran investasi terlihat mencatat pertumbuhan sekitar 69 persen, yakni menjadi 21.198 proyek dari semula 12.532 proyek.

 

Kawasan Industri

Sementara itu, prospek bisnis kawasan industri di kawasan Jabodetabek dinilai masih meyakinkan sepanjang tahun 2025.

Hal itu seiring dengan perkiraan masih adanya permintaan dan ekspansi sejumlah korporasi di kawasan industri Jabodetabek, terutama dari kalangan data center.

Sekalipun, jelas Colliers Indonesia, hingga awal 2025, belum terjadi peningkatan signifikan dalam pasokan lahan industri baru di wilayah Jabodetabek.

Namun, beberapa kawasan menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat—terutama Subang, yang dengan cepat muncul sebagai destinasi industri baru.

Kawasan ini berhasil menarik investasi besar dari produsen kendaraan listrik asal China.

Kehadiran Pelabuhan Patimban, Jawa Barat diperkirakan semakin memperkuat daya saing Subang sebagai alternatif terhadap pusat-pusat industri tradisional seperti Bekasi dan Karawang.

Total penjualan lahan industri pada kuartal pertama 2025 mencapai 54,06 hektare—mengalami penurunan dibandingkan kuartal empat 2024, namun masih lebih tinggi dibandingkan kuartal pertama 2024.

Baca juga: Investasi Properti Tumbuh 16 Persen, Sentuh Nyaris Rp49 Triliun

Volume transaksi terbesar tercatat di Greenland International Industrial Center (GIIC), dengan penjualan sebesar 14,2 hektare, yang didominasi oleh dua operator data center (12,2 hektare) dan satu perusahaan pengolahan makanan (2 hektare).

“Dari perspektif sektoral, data center tetap menjadi pendorong utama permintaan lahan, diikuti oleh sektor tekstil, peralatan kantor, bahan bangunan, pengolahan makanan, serta logistik dan pergudangan,” papar Ferry Salanto, head of Research Colliers Indonesia dikutip Kamis, 5 Juni 2025.

Ferry menambahkan, meskipun masih awal tahun, indikator awal menunjukkan bahwa sektor data center dan logistik akan terus menjadi penopang kinerja kawasan industri sepanjang tahun 2025.

Meskipun aktivitas relatif moderat, tren permintaan dan prospek ekspansi di wilayah Jabodetabek tetap menunjukkan perkembangan yang meyakinkan.

Baca juga: Begini Peta Investasi Properti di Inti ASEAN

Minat yang tinggi dari investor global—terutama dari China—yang didukung oleh pertumbuhan di sektor-sektor strategis, merupakan sebuah momentum yang signifikan.

 

(*)

Exit mobile version