Jakarta, landbank.co.id– Riset properti Cushman & Wakefield Indonesia menyebutkan bahwa pada paruh pertama tahun 2025, permintaan hunian di Jabodetabek dan Karawang merosot sebesar 47 persen dibandingkan dengan semester sebelumnya.
“Namun, permintaan hunian tetap relatif kuat dan sejalan dengan tren pasokan,” dilansir riset tersebut.
Kawasan Jabodetabek dan Karawang, mengutip data Cushman & Wakefiled Indonesia, diguyur 6.429 rumah tapak sepanjang semester pertama 2025.
Di sisi lain, meskipun volume peluncuran rumah di segmen bawah lebih tinggi pada periode sebelumnya, rumah di segmen menengah (dengan kisaran harga antara Rp1 miliar hingga Rp1,7 miliar) tetap menjadi yang paling diminati selama semester pertama 2025.
Segmen tersebut berkontribusi sebesar 53,3 persen dari total transaksi, diikuti oleh segmen menengah atas sebanyak 25,7 persen.
Rata-rata serapan bulanan per kawasan tercatat sebesar 12,8 unit, mencerminkan penurunan sebesar 5,6 persen year on year (YoY) dan penurunan signifikan sebesar 51,3 persen dibandingkan semester sebelumnya.
Baca juga: Data Backlog Perumahan Terbaru, Jakarta Tembus Satu Juta
“Hal ini terutama disebabkan oleh jumlah peluncuran proyek baru yang lebih sedikit, di mana para pengembang umumnya meluncurkan lebih banyak unit pada pertengahan hingga akhir tahun,” urai Arief Rahardjo, director of Strategic Consulting dari Cushman & Wakefield Indonesia dikutip Senin, 4 Agustus 2025.
Nilai serapan rata-rata bulanan per kawasan mencapai Rp29,8 miliar, turun 11 persen dibandingkan tahun lalu, yang mengindikasikan meningkatnya minat pasar terhadap produk hunian yang lebih terjangkau.
Tangerang mencatat tingkat serapan rata-rata per kawasan tertinggi, yaitu sebesar 19,5 unit per bulan, diikuti oleh wilayah Bogor–Depok sebesar 9,3 unit per bulan.
“Pasokan hunian tapak diproyeksikan tetap relatif stabil hingga akhir 2025. Para pengembang diperkirakan lebih memfokuskan diri pada segmen menengah bawah, yang dinilai menjanjikan, didukung oleh meningkatnya daya beli, kuatnya permintaan rumah pertama, dan inisiatif pemerintah yang terus berjalan,” jelas Arief.
Baca juga: Jakarta Punya 259.900 Unit Kondominium, 17 Persen Belum Terjual
Tangerang Dominan
Mengutip riset Cushman & Wakefiled Indonesia, Tangerang, Banten tetap menjadi kontributor terbesar dengan menyumbang 52 persen dari total pasokan baru pada semester pertama 2025.
“Hal ini didorong oleh pengembangan berkelanjutan dari kawasan kota mandiri utama seperti Alam Sutera 2, Summarecon Tangerang, dan CitraGarden Bintaro, yang secara aktif meluncurkan tahap-tahap baru,” tutur Arief.
Beberapa proyek di Tangerang antara lain Alam Sutera 2 yang mengusung Vola @ Sutera Rasuna (Phase 1) sebanyak 114 unit dan Koza @ Sutera Rasuna (Phase 2) sebanyak 142 unit.
Lalu, GaviusGarden Home @ Lacovia(Phase 1) (172 unit), Kota Modern (Modernland) (30 unit), Park Serpong Phase 4 -Funtastic Four (320 unit), dan Summarecon Serpong Louise (Phase 2) (126 unit).
Dia menjelaskan, Bekasi, Jawa Barat berada di posisi kedua dengan kontribusi sebesar 28 persen, diikuti oleh wilayah Bogor-Depok, Jawa Barat sebesar 18 persen.
Di Bekasi, proyek yang mewarnai semester pertama 2025 antara lain Grand Wisata Altara (Phase 1) sebanyak 68 unit, Kota Delta Mas De Silva (Phase 2) (17 unit), dan Lippo Cikarang The Allegra @ Casa De Lago (Phase 1) (36 unit).
Baca juga: Tangerang Diguyur 3.343 Rumah Tapak
Selain itu, Metland Cibitung Valencia sebanyak 80 unit, Kota Harapan Indah Nismara (Phase 2) (134 unit), Jababeka Residence New Palm Town House (30 unit), dan Summarecon Crown Gading Vanica (Phase 2) (223 unit).
“Sementara itu, Jakarta hanya menyumbang dua persen, kemungkinan besar disebabkan oleh keterbatasan ketersediaan lahan, terutama jika dibandingkan dengan wilayah pengembangan yang lebih luas di Tangerang dan kawasan sub-urban lainnya,” tutur Arief.
(*)