Permintaan CPO dalam Negeri Meningkat, BMA Optimistis Penjualan Tumbuh Dua Kali Lipat

Permintaan CPO domestik meningkat 5,13% dan ekspor naik 13% sepanjang Januari–September 2025. BMA optimistis penjualan tumbuh dua kali lipat pada 2025, didukung strategi ekspansi dan peningkatan nilai ekspor minyak sawit Indonesia./Foto: dok.BMA.

Jakarta, landbank.co.id – Tren permintaan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di pasar domestik menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang Januari–September 2025.

Kenaikan konsumsi dalam negeri tersebut memicu optimisme pelaku usaha, termasuk PT Bumi Makmur Anugerahagung (BMA) yang mencatat peningkatan kinerja penjualan pada semester pertama tahun ini.

Bacaan Lainnya

Direktur PT Bumi Makmur Anugerahagung (BMA), Cheny Canliarta, menyampaikan bahwa permintaan yang terus meningkat menjadi momentum bagi perusahaan untuk memperkuat ekspansi bisnis.

“Melihat hasil penjualan pada semester pertama 2025, BMA optimistis volume penjualan bisa tumbuh dua kali lipat pada tahun ini dibandingkan dengan 2024,” ujar Cheny dalam keterangan resminya yang diterima landbank.co.id, Kamis (4/12/2025).

Cheny menjelaskan bahwa BMA yang mulai beroperasi sejak 2024 telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendorong peningkatan penjualan dan daya saing bisnis.

“Dengan strategi ekspansi dan fokus pada produk turunan sawit, BMA optimistis dapat memperkuat posisinya di industri perdagangan CPO nasional. Perusahaan juga berkomitmen mendukung rantai pasok industri sawit yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi,” ungkapnya.

Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), konsumsi minyak sawit domestik sepanjang Januari–September 2025 mencapai 18,46 juta ton, atau naik 5,13% dibandingkan periode yang sama 2024 yang masih berada di angka 17,55 juta ton.

Penyerap terbesar konsumsi CPO berasal dari:

  • Sektor biodiesel: 9,41 juta ton (51%)

  • Sektor pangan: 7,37 juta ton (40%)

  • Sektor oleokimia: 1,67 juta ton (9%)

Selain pasar domestik, ekspor minyak sawit Indonesia juga menunjukkan tren positif. Sepanjang Januari–September 2025, volume ekspor meningkat 13 persen dari 21,94 juta ton menjadi 24,89 juta ton. Dari sisi nilai, ekspor melonjak 39,85 persen dibandingkan periode yang sama 2024.

Total nilai ekspor mencapai US$27,31 miliar pada Januari–September 2025, naik dari US$19,53 miliar pada periode sebelumnya.

Gapki mencatat bahwa pertumbuhan nilai ekspor didorong oleh kenaikan harga rata-rata CPO menjadi US$1.210/ton Cif Rotterdam pada 2025, lebih tinggi dibanding US$1.020/ton pada 2024.

(*)

Pos terkait