Site icon Landbank.co.id

Permintaan Apartemen 2025, Leads Property: Secara Kumulatif Naik 0,13 Persen

Leads Property menyatakan bahwa setahun terakhir, pasar apartemen di Jakarta masih mengalami kesulitan dalam menyerap permintaan/foto: landbank.co.id

Jakarta, landbank.co.id– Konsultan properti, Leads Property menyatakan bahwa dibandingkan kuartal sebelumnya, pada kaurtal ketiga 2025 permintaan kumulatif apartemen milik (kondominium) di Jakarta naik tipis sebesar 0,13 persen menghasilkan total 215.695 unit.

“Sebanyak 288 unit terjual pada kuartal ini, menjadikannya penjualan kuartalan tertinggi selama sembilan bulan terakhir 2025,” dilansir riset Leads Property Kamis, 23 Oktober 2025.

Riset Leads Property juga menyebutkan bahwa penerimaan yang signifikan ini berasal dari proyek-proyek kelas atas karena beberapa di antaranya hampir selesai, sehingga menghasilkan penjualan yang lebih tinggi.

Selain itu, jika kondisi ekonomi tetap lesu dan tidak ada insentif dalam waktu dekat, permintaan di masa mendatang diperkirakan akan tetap stagnan.

Baca juga: Leads Property Ungkap Empat Negara yang Incar Lahan Industri

Masih mengutip riset itu tingkat penjualan pada kuartal berjalan ini juga mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,1 poin, mencapai 83,0 persen.

Peningkatan yang terjadi di tengah minimnya proyek baru pada kuartal ini juga “membantu” angka tersebut untuk naik.

“Persaingan dari hunian tapak masih menghambat peningkatan tingkat penjualan hunian vertikal,” dikutip dari riset tersebut.

Harga jual apartemen di pusat kawasan bisnis (central business district/CBD) Jakarta mencatat pertumbuhan sebesar 0,17 persen dari kuartal sebelumnya, mencapai Rp58,0 juta per meter persegi.

Baca juga: Milenial dan Gen Z Wajib Tahu! Begini Tips Beli Rumah KPR Komersial

“Sementara itu, area utama mencatat pertumbuhan sebesar Rp48,5 juta per meter persegi atau 1,89 persen dari kuartal sebelumnya,” dilansir riset Leads Property.

Selama setahun terakhir, pasar apartemen di Jakarta masih mengalami kesulitan dalam menyerap permintaan, sehingga mendorong para pengembang untuk mempertahankan harga agar tetap menarik pembeli.

“Namun, beberapa proyek kelas atas menyesuaikan harga mereka, terutama yang mendekati tahap penyelesaian,” papar riset itu.

Hingga kuartal ketiga 2025, masih mengutip riset itu, pasar kondominium masih menunjukkan permintaan positif di tengah berbagai kesulitan karena pengembang masih kesulitan menyerap permintaan.

Kesadaran calon pembeli untuk tinggal di hunian vertikal di Jakarta dapat mengurangi stok yang tidak terjual.

Baca juga: Peta Kondominium Jakarta dalam Radar Leads Property

Hal ini dapat didukung dengan insentif lain, misalnya insentif BPHTB, selain insentif PPN, untuk mengurangi beban keuangan pembeli. Seiring dengan itu, harga diperkirakan stabil.

Sementara itu, dari perspektif pinjaman, suku bunga rendah untuk skema KPR jangka panjang perlu didorong, terutama bagi pembeli rumah pertama.

“Inisiatif ini dinilai berpotensi meningkatkan keterjangkauan dan dapat meningkatkan permintaan,” dilansir riset Leads Property.

 

(*)

Exit mobile version